10 Rekomendasi dari PB IDI untuk Meningkatkan Efisiensi Penanganan HIV/AIDS
Jadi 10 saran terkeluarkan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk meningkatkan pengobatan HIV dan AIDS di Indonesia. Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI, Prof. DR. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menyampaikan rekomendasi ini dalam gelar wicara online. Dia menekankan pentingnya meningkatkan penanganan kondisi HIV selama pandemi COVID-19.
1. Terapi Antiretroviral (ART) Berkala Setiap Tiga Bulan yang Ditanggung BPJS : Jika diharapkan bahwa pelaksanaan ART setiap tiga bulan yang ditanggung BPJS dapat meningkatkan efisiensi pengobatan HIV/AIDS.
2. Layanan Pengobatan Daring Tanpa Tatap Muka yang Ditanggung BPJS : Mendorong pembukaan layanan pengobatan yang dapat diakses melalui internet atau telemedisin yang ditanggung oleh BPJS yang dapat diakses tanpa tatap muka untuk mempermudah akses dan mengurangi putus pengobatan.
3. Pengurangan Frekuensi Kunjungan ODHA : Untuk meningkatkan efisiensi pengobatan, mengurangi jumlah kunjungan ODHA ke layanan kesehatan menjadi tiga bulan sekali setelah jumlah virus telah terkendali.
4. Penggunaan kombinasi dolutegravir dan lamivudin : pengganti kombinasi tiga obat HIV/AIDS sebelumnya, kombinasi dua obat ini, dolutegravir dan lamivudin, terbukti lebih efektif dan mengurangi risiko pemburukan fungsi ginjal.
5. Penyediaan Obat Tuberkulosis (TBC) Sebagai Langkah Pencegahan : Memastikan ketersediaan obat TBC sebagai langkah pencegahan, karena ODHA rentan terinfeksi TBC.
6. Peran Media dalam Edukasi HIV/AIDS : Melibatkan media dalam memberikan informasi tentang pengobatan HIV/AIDS agar masyarakat lebih memahaminya.
7. Penambahan Relawan untuk Konseling Pengobatan : Peningkatan jumlah relawan yang memberikan konseling pengobatan kepada ODHA akan membantu tenaga medis.
8. Perhatian Khusus pada Ibu Hamil dan Anak dengan HIV : Mengingat peningkatan kasus, perhatikan perawatan khusus untuk ibu hamil dan anak yang terinfeksi HIV.
9. Hari Tes HIV Nasional : Mengadakan Hari Tes HIV Nasional secara resmi di kalender Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit tersebut dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
10. Pembukaan Lapangan Pekerjaan yang Adil : Mengadvokasi pembukaan lapangan pekerjaan yang adil bagi penderita HIV/AIDS untuk mengatasi stigma dan dampak ekonominya.