AI untuk Kemaslahatan dan Inklusi Penyandang Disabilitas
Konferensi Tingkat Tinggi Global tentang Kecerdasan Buatan (AI) yang dikenal dengan “AI For Good Global Summit” diadakan di Jenewa pada 30-31 Mei 2024. KTT ini bertujuan mendorong solusi AI yang bermanfaat bagi kemaslahatan umum, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan lintas disiplin ilmu. Acara yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU) ini menampilkan berbagai kecanggihan AI, dibahas dan didiskusikan di markas besarnya di Jenewa. Hadir dalam acara tersebut antara lain Sekretaris Jenderal PBB, Sekjen ITU, delegasi tingkat tinggi dari berbagai negara, tokoh, serta pengembang AI dunia.
Delegasi Indonesia, dipimpin oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, turut serta dalam agenda ini. Dalam “WSIS Prizes Ceremony”, Indonesia meraih prestasi internasional melalui platform JaWara Internet Sehat (Cyberwise Champion) dari Perkumpulan Mitra TIK Indonesia (ICT Watch), yang dinobatkan sebagai pemenang. Penghargaan bergengsi ini diraih setelah melalui seleksi ketat, mengalahkan finalis dari negara lain. Hal ini menunjukkan kolaborasi efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam bidang transformasi dan literasi digital.
“AI for Good Global Summit” tahun ini bertujuan mengidentifikasi penerapan praktis AI untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan mengatasi dampak global. KTT ini berfokus pada aksi untuk mempromosikan AI bagi kepentingan iklim, gender, kesehatan, kemakmuran inklusif, dan infrastruktur berkelanjutan. Konferensi AI terbesar yang didahului forum WSIS ini memprioritaskan jaringan, pengalaman, dan kolaborasi untuk memastikan pengembangan teknologi AI yang tepercaya, aman, inklusif, dan adil dalam pemanfaatannya.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan pidato pada pembukaan KTT melalui video conference. Guterres menyatakan bahwa AI telah mengubah dunia dan kehidupan, serta dapat mendorong pembangunan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya koordinasi global untuk membangun AI yang aman dan inklusif yang dapat diakses oleh semua orang.
Pernyataan Penting Dari Sekjen PBB Mencakup :
- AI berkontribusi dalam layanan pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil, serta membantu petani meningkatkan hasil panen.
- AI dapat digunakan untuk merancang perumahan dan transportasi berkelanjutan, serta memberikan peringatan dini bencana alam. AI menjadi akselerator dalam konteks SDGs.
- Diperlukan AI yang dapat mengurangi bias, mis-informasi, dan ancaman keamanan.
- Dukungan bagi negara-negara berkembang dalam pemanfaatan AI sangat diperlukan.
- AI menghubungkan yang tidak terhubung, dengan membangun kapasitas dalam hal daya komputasi, data, dan tata kelola.
- Pentingnya insentif bagi pengembangan dan penerapan AI untuk berbagi manfaat secara lokal.
Terkait Tata Kelola AI, Institusi Keahlian PBB Merekomendasikan Beberapa Hal :
- Penilaian risiko dan peluang secara independen, serta dialog terstruktur untuk kolaborasi inisiatif tata kelola dan harmonisasi standar lintas batas dan sektor.
- Peningkatan kapasitas dengan dukungan pendanaan untuk memenuhi skala tantangan.
Sekjen PBB juga menyatakan bahwa KTT di bulan September mendatang akan menghasilkan kesepakatan mengenai “Global Digital Compact”. Kerja sama global diperlukan untuk memanfaatkan AI agar mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi semua negara.
Indonesia juga menjadi bagian dalam forum AI dunia ini. Dalam forum WSIS, Indonesia menyampaikan konsep terkait AI dalam kaitannya dengan penyandang disabilitas. Dalam sesi “How can Artificial Intelligence (AI) improve digital accessibility for persons with disabilities?”, Indonesia menekankan pentingnya layanan telekomunikasi berkualitas dan AI yang tepat untuk meningkatkan layanan tersebut bagi penyandang disabilitas.
Beberapa Poin Yang Disampaikan Oleh Delegasi Indonesia Meliputi :
- Kualitas layanan telekomunikasi adalah hak setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, sehingga diperlukan AI yang dapat meningkatkan layanan ini.
- Penggunaan AI memiliki sisi positif bagi penyandang disabilitas, namun harus diantisipasi dampak negatifnya dengan regulasi dan kebijakan yang ramah bagi penyandang disabilitas.
- Regulasi dan kebijakan AI harus mendukung hak-hak penyandang disabilitas, dengan mitigasi risiko dan penilaian dampak yang transparan.
Sejalan dengan tema besar “AI For Good Global Summit”, AI harus memberikan manfaat untuk masa kini dan masa depan umat manusia, serta diabdikan untuk kemaslahatan, bukan untuk mendisrupsi atau mengancam eksistensi manusia.