Alasan BSSN Menyarankan untuk Tidak Menjual Laptop dan HP Lawas
Sandromedo Christa Nugroho, ketua Tim Insiden Siber Sektor Keuangan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Alasan memberikan nasihat kepada masyarakat tentang cara melindungi data pada perangkat elektronik tua seperti laptop, ponsel, dan lainnya yang tidak lagi tergunakan. Dia berpendapat bahwa lebih baik tidak menjual gawai bekas tersebut.
Di Jakarta pada hari Kamis, Sandromedo mengatakan. “Saya menyarankan ke masyarakat jika mereka memiliki laptop bekas atau HP bekas, lebih baik jangan menjualnya, lebih baik biarkan hingga rusak.”
Sandromedo menjelaskan bahwa pemulihan atau pemulihan data dapat terlakukan pada berbagai jenis perangkat elektronik. Bahkan setelah riwayat data terhapus dari ponsel atau bak sampah. Ini karena orang yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah mengambil data dan informasi yang tersimpan di berbagai jenis perangkat elektronik.
Dia menjelaskan dua jenis memori yang ada pada perangkat elektronik: memori volatile dan memori non-volatile. Memori volatile membutuhkan daya untuk menyimpan informasi dan kehilangan data saat perangkat mati. Sementara memori non-volatile memungkinkan data untuk tetap ada bahkan saat perangkat mati.
Sandromedo menjelaskan, “Karena ada memori yang sifatnya bisa jadi metadata. Kita bisa lakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik digital forensik, dan ada data yang bisa terpulihkan, meski kemungkinan tidak 100 persen data terbaru.”
Sandromedo menyarankan untuk menjual gawai tersebut tetapi mengambil hard disk yang tertanam di dalamnya. Jika seseorang perlu uang untuk kebutuhan darurat atau untuk menggantinya dengan perangkat yang lebih baru. Hal ini terakukan untuk mengurangi kemungkinan orang lain mengakses data pribadi Anda.
Menurutnya, “Kami menyarankan agar memori terambil sebelum terjual. Seperti hard disk atau tukar dengan hard disk lain, tetapi jika memang bisa, lebih baik tidak terjual daripada rugi lebih banyak nanti.”