Analisis : 3 Potensi Instrumen Investasi yang Menjanjikan di Tahun 2024
Adrian Joezer, Kepala Riset Ekuitas Mandiri Sekuritas, Mengungkap Tiga Strategi Investasi Saham Menjanjikan untuk Tahun Politik 2024
Kepala Riset Ekuitas Mandiri Sekuritas Adrian Joezer telah menemukan tiga instrumen investasi saham yang mungkin menghasilkan keuntungan pada tahun 2024, yang akan menjadi tahun politik yang signifikan.
“Di tahun depan (2024), ketika Federal Reserve berhenti menaikkan suku bunga, investasi bisa dimulai di instrumen seperti obligasi pemerintah, saham pertumbuhan (growth stocks), dan emas. Itu bisa memberikan manfaat,” kata Adrian Joezer dalam sebuah diskusi dengan tema “Jurus Investor Kejar Cuan di Tahun Politik”, yang diadakan pada Jumat di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Adrian menyatakan bahwa kemungkinan besar kebijakan suku bunga tinggi akan tetap ada dalam beberapa waktu ke depan, terutama terkait tingkat suku bunga di Amerika Serikat. Namun, ketika Federal Reserve AS berhenti menaikkan suku bunga dan harapan terkait imbal hasil obligasi mulai menurun pada tahun 2024, ada peluang bagus.
Selain itu, aset jangka panjang (aset jangka panjang) yang ditunjukkan dalam saham seperti perusahaan pertumbuhan (perusahaan pertumbuhan), perusahaan menara, dan perusahaan properti dapat menghasilkan keuntungan pada tahun berikutnya.
Lebih lanjut, Adrian mengatakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) diharapkan tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2024, meningkat dari 5% pada tahun sebelumnya, meskipun defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.
Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), yang juga dikenal sebagai BI 7-Day Reverse Repo Rate, diproyeksikan akan turun sebesar 50 poin basis mulai Mei 2024. Suku bunga acuan BI saat ini berada pada level 6%.
Selain itu, Adrian menyarankan bahwa dalam kondisi seperti ini, investor mungkin lebih cenderung memilih saham di bidang komoditas, telekomunikasi, perbankan, dan konsumen pada kuartal terakhir tahun 2023 dan awal tahun 2024. Namun, ia menekankan bahwa, dengan asumsi kondisi masih berlaku, investor dapat memulai investasi dalam aset jangka panjang pada kuartal kedua tahun 2024.