Apa Dampaknya Jika Mengonsumsi Gorengan Setiap Hari Selama Berbuka Puasa?
Bandung, Penjuru – Tradisi mengonsumsi gorengan telah menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia saat berbuka puasa. Di samping jajanan manis, berbagai jenis gorengan seperti tempe mendoan, bakwan, cireng, dan risol mayo sering kali menjadi pilihan sebagai takjil selama bulan Ramadhan. Namun demikian, konsumsi gorengan setiap hari saat berbuka puasa dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Lebih jauh lagi, makanan ringan ini seringkali dikonsumsi lebih dahulu sebelum makanan berat seperti nasi dan lauk-pauk. Lalu, bagaimana efek dari kebiasaan makan gorengan setiap hari saat berbuka puasa?
Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga dari IPB University, Ali Khomsan, menyatakan bahwa tidak ada masalah untuk mengonsumsi gorengan setiap hari saat berbuka puasa, asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Menurut Ali, konsumsi gorengan dalam jumlah wajar tidak akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dari segala jenis makanan dapat mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi tubuh.
Ali menjelaskan bahwa kekhawatiran muncul ketika orang mulai mengonsumsi gorengan terlalu banyak sehingga kehilangan nafsu makan untuk makanan berat. Hal ini dapat mengakibatkan asupan gizi yang tidak seimbang, karena makanan lengkap yang seharusnya dikonsumsi berkurang. Konsumsi satu hingga dua buah gorengan masih dianggap aman dan tidak akan mengurangi selera makan untuk makanan berat.
Namun, konsumsi gorengan dalam jumlah banyak setiap hari saat berbuka puasa memiliki potensi bahaya bagi kesehatan, seperti yang telah diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Berikut adalah beberapa bahaya dari kebiasaan makan gorengan secara berlebihan saat berbuka puasa :
- Kelebihan Berat Badan : Makanan yang digoreng biasanya mengandung lemak tinggi dari minyak, sehingga kalorinya menjadi lebih tinggi. Konsumsi kalori yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas.
- Risiko Penyakit Kardiovaskular : Konsumsi gorengan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Lemak trans dalam minyak goreng juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Risiko Diabetes Tipe 2 : Gorengan yang tinggi kalori dan karbohidrat sederhana dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.
- Risiko Kanker : Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menyebabkan pembentukan zat akrilamida yang berpotensi menyebabkan kanker. Selain itu, lemak trans dalam gorengan juga dapat meningkatkan risiko kanker.
Dengan demikian, meskipun gorengan dapat menjadi pilihan yang lezat saat berbuka puasa, tetapi perlu diingat untuk mengonsumsinya dengan bijak dan dalam jumlah yang sesuai agar tidak membahayakan kesehatan tubuh.