Apakah Kegoyangan Gigi Benar-benar Menjadi Indikasi Diabetes?
Dokter spesialis penyakit dalam DR Dr. Soebagijo Adi Soelistijo SpPD-KEMD, FINASIM mengatakan gigi kegoyangan adalah salah satu gejala DM yang seringkali tidak tersadar pasien. Jika pasien memiliki kadar gula yang tinggi, mereka dapat mengalami perubahan pada gusi seperti membengkak dan terangkat, yang dapat menyebabkan gigi goyang. Pada hari Senin, dia menyampaikan penjelasan ini dalam sebuah acara kesehatan online.
Menurut Soebagijo, salah satu kesalahan yang sering terjadi di pasien saat mengalami kondisi ini adalah meminta dokter gigi untuk mencabut gigi yang goyang tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya menderita DM. “Jika kadar gula tinggi, gigi akan goyang. Kesalahan terbesar adalah mencabut gigi secara langsung.” Pasien seringkali tidak menyadari bahwa mereka mungkin memiliki DM. Dia menjelaskan, “Mereka merasa gigi mereka goyang, lalu pergi ke dokter gigi untuk memintanya mencabutnya.”
Soebagijo menjelaskan bahwa komposisi gusi pasien DM akan membaik apabila kadar gula darah mereka dapat mengontrol dan mengelola dengan baik. Gigi mereka juga tidak akan lagi goyah. Dia mengatakan bahwa menjaga kesehatan gigi dan gusi sangat penting untuk mengelola DM dengan benar.
Menurut Very Well Health, DM dapat meningkatkan risiko beberapa masalah mulut. Peningkatan kadar gula dalam air liur dapat terjadi karena tingkat glukosa darah yang tinggi. Bakteri dalam plak gigi akan menggunakan gula tersebut, yang dapat menyebabkan gigi rusak, pembentukan lubang, kehilangan gigi, dan peningkatan risiko penyakit gusi yang kita kenal sebagai periodontitis.
Diabetes juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang membuat penyembuhan infeksi dan masalah mulut lebih sulit. Ini juga dapat meningkatkan risiko periodontitis dan mengganggu penyembuhan.
Sebaliknya, penggunaan obat DM tertentu dapat menyebabkan banyak air liur. Jika mulut kering, itu lebih sulit untuk membersihkan partikel makanan dari mulut dan bakteri tidak dapat membentuk plak, yang meningkatkan risiko kerusakan gigi, pembentukan lubang, dan kegoyangan gigi.
Soebagijo menyatakan bahwa pengendalian DMyang tepat akan sangat membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Ini akan membantu pasien dalam mengelola DM secara keseluruhan, bukan hanya kesehatan mulut.