Apakah Makan Cepat Meningkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?
Ada satu tipe seseorang yang cenderung menyantap makanan secara lahap dan cepat, namun, praktik ini ternyata meningkatkan risiko buruk bagi kesehatan. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dilansir dari Healthline, dibutuhkan waktu hingga 20 menit bagi otak untuk merasakan kenyang. Oleh karena itu, makan dengan cepat dapat mengakibatkan konsumsi makanan berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Risiko Obesitas dan Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang makan dengan cepat cenderung makan berlebihan, dengan 60 persen dari mereka yang makan cepat mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, orang dewasa yang makan dengan cepat memiliki dua kali lebih besar kemungkinan mengalami obesitas, menurut tinjauan terhadap 23 penelitian. Tidak hanya itu, makan cepat juga berhubungan dengan risiko diabetes. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang makan dengan cepat memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi terkena diabetes.
Durasi Makan yang Ideal
Menurut Alissa Rumsey, pendiri Alissa Rumsey Nutrition and Wellness, idealnya seseorang memerlukan waktu 20-30 menit untuk makan. Makan dalam waktu 5-10 menit dapat mengganggu pencernaan dan meningkatkan risiko makan berlebihan. Namun, tidak perlu mengunyah setiap suapan sebanyak 50 kali. Cobalah untuk memperlambat ritme makan dengan mengambil napas atau meletakkan peralatan di antara suapan. Memastikan bahwa Anda tidak terlalu lapar sebelum makan juga dapat membantu mengurangi risiko makan berlebihan.
Kesimpulan
Makan dengan cepat tidak hanya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas, tetapi juga berhubungan dengan diabetes. Idealnya, seseorang memerlukan waktu 20-30 menit untuk makan dengan baik. Memperlambat ritme makan dapat membantu menghindari makan berlebihan dan mendukung upaya penurunan berat badan. Namun, perlu diingat bahwa proporsi makanan yang dikonsumsi juga penting untuk dipertimbangkan agar tidak mengalami masalah kesehatan yang lebih besar.