Arkeolog Mengungkap Aspek Penting untuk Mengakui Pabrik Indarung sebagai Warisan Dunia
Lutfi Yondri, seorang arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk mendukung Pabrik Indarung I untuk diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Saat berbicara di Padang pada hari Selasa, arkeolog BRIN Lutfi Yondri menyatakan, “Kami tidak boleh membiarkan Pabrik Indarung I berdiri sendirian. Ada elemen-elemen penting lainnya yang harus mendukungnya.”
Lutfi menekankan bahwa komponen penting tersebut termasuk sumber bahan bakar dan kelistrikan, yang harus menjadi bagian penting dari pengelolaan Cagar Budaya Nasional. lebih khusus lagi jika Pabrik Indarung I ditetapkan sebagai warisan dunia.
PT Semen Padang, sebagai pemilik, tidak dapat menjalankan Pabrik Indarung I, yang merupakan aset berharga. Menurutnya, keterlibatan dari pemerintah kota, provinsi, dan pusat sangat penting. Lutfi, alumni Magister Humaniora Arkeologi UI dari Bukittinggi, menekankan bahwa peran pemerintah sangat penting dari tingkat lokal hingga nasional. Ini karena menetapkan status warisan dunia membutuhkan banyak uang untuk memperbaiki dan merevitalisasi pengetahuan yang terkait dengan pabrik semen, yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda pada 18 Maret 1910.
Lutfi menyatakan bahwa “Revitalisasi pengetahuan sejalan dengan bukti fisik yang ada”, yang berarti bahwa keberadaan Pabrik Indarung I dapat berfungsi sebagai sumber informasi penting dalam konteks ini.
Lutfi berpendapat bahwa, meskipun revitalisasi ini membutuhkan investasi besar dan menghidupkan kembali pabrik semen tertua di Indonesia dan Asia Tenggara merupakan tantangan yang cukup besar, setidaknya harus ada upaya untuk menggambarkan bagaimana pabrik tersebut beroperasi pada masa lalu.
Dia menjelaskan, “Tujuannya adalah untuk membuat generasi muda lebih mudah memahami informasi tentang Pabrik Indarung I.”
Lutfi melihat Pabrik Indarung I PT Semen Padang memiliki potensi yang sangat besar karena banyak pengetahuan yang dapat diperoleh dari sisa-sisa bangunan bersejarah tersebut. “Namun, yang paling penting adalah pengetahuan seputar industri semen, terutama mengenai proses pembuatan semen sejak tahun 1913 dan perkembangannya hingga teknologi modern,” katanya.