Banjir Bandang Melanda Jalan Braga Bandung, 600 Rumah Terendam
Ratusan rumah terendam akibat banjir bandang yang menerjang Jalan Braga, terutama di Gang Apandi, Kota Bandung, 12 Januari 2024. Menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, sekitar 600 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir tersebut.
“Banjir ini disebabkan oleh luapan Sungai Cikapundung, yang juga mengakibatkan ratusan warga harus mengungsi,” kata Hadi, Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, dalam sebuah pernyataan yang diterima detikJabar pada Jumat (12/1/2024). Dia menjelaskan bahwa dampak banjir terjadi di beberapa RW, termasuk 250 rumah di RW 8, 250 rumah di RW 4 dan 100 rumah di RW 3 dan 7.
Sebanyak 150 orang mengungsi di teras Sungai Cikapundung, dan 3 orang dilaporkan sakit. Untuk mengatasi keadaan darurat ini, BPBD Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Diskar PB Kota Bandung.
Hadi menambahkan, “BPBD Provinsi Jawa Barat telah melakukan evaluasi ke lokasi Diskar PB Kota Bandung, dan kelompok rentan telah dievakuasi oleh aparat setempat tengah.” Situasi ini menunjukkan kerja sama yang dilakukan untuk menangani dan menghentikan banjir bandang yang melanda Jalan Braga.
Kesimpulannya :
banjir bandang yang melanda Jalan Braga, khususnya di Gang Apandi, Kota Bandung, telah menyebabkan dampak serius dengan 600 unit rumah terendam. Sungai Cikapundung yang meluap menjadi penyebab utama, mengakibatkan 150 jiwa warga harus mengungsi, termasuk 3 jiwa yang mengungsi dalam kondisi sakit. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat telah bekerja sama dengan Diskar PB Kota Bandung untuk menangani situasi darurat dan melakukan evakuasi kelompok rentan.
Situasi ini menunjukkan perlunya koordinasi dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam serta perlunya perhatian terhadap kelompok rentan di masyarakat. Semoga langkah-langkah penanganan dan bantuan dapat segera diberikan kepada warga terdampak agar pemulihan dapat dilakukan dengan cepat. Dengan demikian, diharapkan kejadian ini dapat menjadi titik awal bagi perbaikan infrastruktur dan sistem pengelolaan bencana untuk mencegah dampak serupa di masa mendatang.