Bank Indonesia, Pemilu 2 Putaran Berpotensi Meningkatkan Konsumsi Masyarakat
Menurut Endang Kurnia Saputra, kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat, pemilihan umum 2024 dapat menguntungkan pertumbuhan ekonomi, terutama meningkatkan konsumsi masyarakat.
Karena tingkat konsumsi, terutama di Ranah Minang, diperkirakan akan meningkat secara signifikan, menurut Endang, pelaksanaan pemilu dalam dua putaran akan menguntungkan masyarakat. Dia memperkirakan bahwa tingkat konsumsi akan meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pemilu, yaitu pada tahun 2023.
Pemerintah mengalokasikan sejumlah besar uang kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang berfungsi sebagai penyelenggara pesta demokrasi, selama tahapan pemilu. Dana ini digunakan untuk banyak hal, seperti membuat alat peraga kampanye. Dengan demikian, sektor percetakan akan melihat peningkatan permintaan untuk alat peraga kampanye, yang secara langsung dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Menurut tradisi, partai politik, calon legislatif, calon presiden, dan calon wakil presiden akan membeli berbagai pakaian kampanye. Ini termasuk pakaian, topi, syal, dan jaket. Industri tekstil di Indonesia akan didorong oleh permintaan ini, dan mereka akan mendapatkan bagian dari anggaran yang disiapkan oleh calon pemerintah, anggota DPR, DPD, dan calon presiden dan wakil presiden.
Oleh karena itu, efeknya mencakup peningkatan belanja pemerintah, pertumbuhan industri, dan peningkatan konsumsi masyarakat. Dampak pemilu dua putaran dapat lebih besar, sekitar 0,6 persen, terhadap konsumsi, kata Deputi Gubernur BI Aida S Budiman.
Sebaliknya, Jons Manedi, Komisioner KPU Sumatera Barat, mengatakan bahwa pihak tersebut menerima hibah sebesar Rp128 miliar untuk melaksanakan Pilkada di Sumatera Barat. Sebagian besar dana, sekitar Rp83 miliar, dialokasikan untuk KPU kabupaten dan kota untuk keperluan seperti pembuatan alat peraga kampanye, pembelian tinta pemilu, dan surat suara.