Bank Pembangunan Asia Menyetujui Pinjaman Rp10,1 Triliun untuk Meningkatkan Fasilitas Kesehatan di Indonesia
Untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia, Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman investasi sebesar 650 juta dolar AS atau setara dengan Rp10,1 triliun.
Tujuan perbaikan fasilitas kesehatan ini adalah untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan pengobatan penyakit menular dan tidak menular.
Karin Schelzig, Direktur Pengembangan Manusia dan Sosial ADB, menyatakan bahwa sebagai bagian dari dukungan ADB kepada Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan dan menerapkan Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia pascapandemi, ada proyek Peningkatan dan Penguatan Perawatan Kesehatan Primer dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Primary Healthcare and Public Health Laboratories Upgrading and Strengthening/PLUS).
Penguatan Perawatan Kesehatan Primer di Indonesia (Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia/SOPHI) dan Penguatan Sistem Laboratorium Kesehatan Publik di Indonesia (Strengthening of Indonesia-Public Health Laboratory System/InPULS) adalah dua inisiatif pemerintah yang termasuk dalam Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia. Proyek ini secara langsung mendukung keduanya.
Menurut Karin, tiga bank pembangunan multilateral lainnya—Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Investment Infrastructure Bank/AIIB), Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB), dan Bank Dunia—bekerja sama dalam proyek dengan investasi sekitar empat miliar dolar AS.
Diharapkan proyek ini akan mengatasi perbedaan dan kesenjangan yang ada di antara fasilitas perawatan kesehatan primer, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekokohan dan ketangguhan sistem kesehatan dan memberikan akses universal terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Agar lebih dari 10 ribu fasilitas perawatan kesehatan primer dan lebih dari 500 laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia dapat memenuhi standar layanan minimum yang ditetapkan pemerintah, proyek PLUS akan melengkapinya.
Pengadaan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pengguna, layanan pengoperasian dan pemeliharaan, dan peningkatan kapasitas pengoperasian dan pemeliharaan adalah semua bidang dukungan yang ditawarkan.
Jiro Tominaga, Direktur ADB untuk Indonesia, mengatakan bahwa investasi ADB akan membantu standardisasi layanan perawatan kesehatan primer dan mengurangi kesenjangan akses, terutama bagi kelompok miskin, penduduk perdesaan, dan daerah terpencil.
Selain itu, ia menyimpulkan bahwa dengan meningkatkan jaringan laboratorium kesehatan masyarakat dan menyediakan fasilitas dengan peralatan yang hemat energi, proyek ini akan berkontribusi signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim di sektor kesehatan. Diharapkan bahwa peningkatan jaringan laboratorium ini akan meningkatkan ketangguhan dan kesiapsiagaan kesehatan untuk menghadapi ancaman pandemi di masa mendatang, termasuk ancaman perubahan iklim.