Bank Swasta Menguatkan Peran dalam Pengembangan Desa Wisata di Indonesia
Perusahaan bank swasta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sedang berupaya memperkuat keberadaan desa wisata di dalam negeri agar lebih mandiri dan memiliki tata kelola yang baik.
Dalam rapat koordinasi bersama seluruh pengurus Desa Bakti BCA di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada hari Selasa, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, mengatakan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Kami yakin bahwa optimalisasi infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia adalah kunci utama dalam mewujudkan hal ini,” ujarnya.
Dalam komitmennya terhadap pembinaan berkelanjutan, BCA fokus pada kemitraan dengan komunitas, terutama dalam memanfaatkan potensi wisata berbasis komunitas di Desa Bakti BCA.
“Dengan langkah ini, kami berharap dapat terus memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.
BCA telah membina 26 desa secara intensif. Desa-desa ini tersebar di berbagai pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Menurut Hera, 12 dari 26 desa tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa-desa yang telah dibina berhasil meraih berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu penghargaan terbaru yang diraih adalah Best Tourism Village kategori Update Programme dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) pada tahun 2023 untuk Desa Wisata Taro dan Desa Wisata Hijau Bilebante.
“Kami akan terus melanjutkan pendampingan dan pembinaan yang intensif kepada Desa Bakti BCA di seluruh Indonesia. Kami berharap desa-desa ini dapat berkembang menjadi destinasi pariwisata yang memiliki standar internasional sambil tetap mempertahankan kekayaan budaya, tradisi, dan keanekaragaman alamnya,” kata Hera.
Dalam rapat koordinasi tersebut, BCA melakukan pengayaan praktik tata kelola desa wisata berkelanjutan. Hal ini meliputi tata kelola yang bertanggung jawab, pengembangan ekonomi kreatif secara berkelanjutan, dan pelestarian aspek sosial budaya.
Pengurus desa juga mendapat kesempatan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka melalui interaksi langsung dengan konsultan ahli yang turut mendampingi pengembangan kapasitas desa pemenang kompetisi Anugerah Desa Wisata Indonesia.
“Para perwakilan pengurus desa juga mendapatkan contoh-contoh penerapan praktik pariwisata berkelanjutan sebagai modal penting dalam menciptakan sumber daya manusia desa wisata yang unggul, serta melakukan benchmarking terhadap praktik terbaik dalam industri serupa,” tambah Hera.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
