Bantuan Kementerian Sosial untuk Lebih dari 6.000 Orang Melalui Operasi Katarak untuk Mencegah Kebutaan
Melalui program operasi katarak, Kementerian Sosial telah membantu lebih dari 6.000 orang. Mencegah meningkatnya angka penyandang disabilitas akibat kebutaan di seluruh Indonesia. Menteri Sosial Tri Rismaharini menekankan bahwa membantu pengidap katarak adalah salah 1 prioritas utama Kementerian Sosial untuk mengurangi risiko kebutaan di masyarakat.
Mensos Risma mengatakan bahwa operasi katarak sangat penting karena pengidapnya berisiko mengalami kebutaan jika tidak tertangani segera. Yang dapat berdampak negatif pada produktivitas mereka dan menimbulkan masalah sosial dan keluarga. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan dalam keterangannya di Jakarta bahwa, sejak dilantik pada Desember 2020, lebih dari 6.000 orang telah menjalani operasi katarak melalui program yang didirikan oleh Kementerian Sosial.
Meskipun jumlah kasus yang tercatat mungkin sedikit, pengidap katarak tersebar luas di seluruh Indonesia, Kementerian Sosial menganggap gratis sebagai langkah penting karena kasus katarak seringkali hanya gunung es. Selain itu, katarak tidak boleh teranggap enteng karena jika tidak tertangani dengan segera, dapat menyebabkan kebutaan atau disabilitas netra.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyoroti fakta bahwa banyak pengidap yang menunda untuk mendapatkan perawatan medis karena masalah biaya dan ketakutan akan istilah “operasi”. Meskipun demikian, operasi katarak adalah prosedur yang teranggap ringan, singkat, dan hampir tanpa komplikasi. Oleh karena itu, penyuluhan dan pendekatan sosial sangat penting untuk membuat masyarakat sadar akan pentingnya penanganan katarak sejak dini.
Operasi katarak melibatkan banyak masalah sosial yang tertangani oleh Kementerian Sosial. Salah satu masalah utama adalah lokasi pengidap katarak yang jauh dari perkotaan, terutama mereka yang tinggal di luar Jawa. Untuk menyelesaikan masalah ini, Kementerian Sosial mengambil tindakan nyata seperti menjemput calon pasien, menyediakan penginapan di Balai Kementerian Sosial, dan mengembalikan pasien ke tempat asal mereka setelah operasi.
Kementerian Sosial berkomitmen untuk menyediakan bantuan secara menyeluruh, mulai dari pendampingan sosial hingga logistik, menurut Menteri Sosial Tri Rismaharini. Hasil operasi memberikan pasien harapan baru untuk kembali berpartisipasi dalam masyarakat.