Bapanas Berharap Peningkatan Konsumsi Keanekaragaman Pangan secara Masif
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengajukan harapan bahwa diversifikasi konsumsi pangan di dalam negeri dapat ditingkatkan secara besar-besaran, bukan hanya bergantung pada beras, untuk mencapai ketahanan pangan nasional yang kokoh.
Arief menyatakan, “Indonesia memiliki sumber pangan yang sangat beragam. Jadi, misalnya, bukan hanya beras sebagai sumber karbohidrat, tetapi juga ada talas, sagu, jagung, singkong, dan lain-lain. Ini perlu ditingkatkan terus-menerus agar pangan yang dihasilkan di dalam negeri dapat mendukung ketahanan pangan nasional.”
Menurut Arief, hal ini sangat penting untuk menciptakan masa depan pangan yang mandiri, berfokus pada peningkatan produksi pangan. Oleh karena itu, pemenuhan produksi pangan dalam negeri menjadi suatu keharusan dalam membangun ketahanan pangan nasional yang berbasis pada kemandirian dan kedaulatan pangan dalam negeri.
Dia menekankan bahwa saat ini diperlukan semangat kemandirian, di mana produk-produk yang dapat diproduksi di dalam negeri harus terus ditingkatkan.
Dia juga menjelaskan bahwa Bapanas tidak hanya fokus pada ketersediaan dan stabilisasi pangan, tetapi juga aspek lain yang terkait dengan peningkatan kualitas, keragaman, dan keamanan pangan.
Arief menyebutkan kampanye pangan “Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman” (B2SA) yang digencarkan oleh Bapanas sebagai salah satu upaya untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki kesadaran dalam mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
Dia berharap agar di masa depan tidak ada lagi ketergantungan pada satu komoditas pangan saja. Begitu juga dengan edukasi “Stop Boros Pangan” yang bertujuan untuk menekan jumlah pemborosan dan limbah pangan, sehingga dapat mengurangi kerugian ekonomi akibat pemborosan makanan.
Untuk membangun ketahanan pangan yang kuat, Arief menekankan pentingnya sinergi antara pemangku kepentingan terkait dalam membangun ekosistem pangan nasional.
Dia juga menyoroti contoh sinergi antara Bapanas dengan kementerian dan lembaga terkait dalam mempersiapkan cadangan pangan pemerintah sesuai dengan Perpres Nomor 125 Tahun 2022.
Arief menegaskan bahwa Bapanas bertugas untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekosistem ketahanan pangan nasional dari hulu hingga hilir, dengan mengutamakan kesejahteraan petani di hulu dan menjaga inflasi melalui bantuan pangan kepada masyarakat di hilir bersama Bulog.
“Inflasi kita dari tahun ke tahun 3,05 persen ini sangat baik dibandingkan dengan negara lain dan masih berada di bawah kontrol,” tegasnya.
Arief mengakui bahwa beras masih merupakan komponen yang cukup berpengaruh terhadap inflasi nasional, sehingga Bapanas berupaya menstabilkan harga beras, salah satunya dengan memberikan bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
“Impaknya bisa kita lihat, inflasi dapat ditekan dan bantuan ini tidak ada hubungannya dengan politik. Kita harus membangun ekosistem dari produksi, input, teknologi pasca panen, penyimpanan, distribusi, hingga outlet. Pembahasan pangan tidak boleh bersifat parsial, tapi harus menyeluruh,” tambah Arief.