Bapanas : Penyaluran Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting Mencapai 34.661 KRS
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa realisasi penyaluran bantuan pangan untuk penanganan stunting telah mencapai 34.661 keluarga risiko stunting (KRS).
Menurut Arief, pada tanggal 24 April 2024, penyaluran bantuan pangan tahap pertama untuk penurunan stunting telah diberikan kepada 34.661 keluarga risiko stunting, berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam tahun 2024, target penyaluran bantuan pangan untuk penurunan stunting adalah sebanyak 1,4 juta KRS. Bantuan ini diberikan dalam bentuk paket daging ayam beku seberat 0,9 sampai 1 kg dan 10 butir telur ayam.
“Arief menjelaskan bahwa program bantuan pangan untuk penanganan stunting, yang berupa daging ayam dan telur ayam, telah dimulai sejak tahun sebelumnya dan dilanjutkan tahun ini. Bersama dengan ID FOOD, bantuan ini telah diluncurkan sejak bulan Maret dengan target mencapai 1,4 juta penerima di tujuh provinsi,” ungkapnya.
Program penyaluran bantuan pangan untuk penanganan stunting merupakan salah satu bentuk kolaborasi dalam melaksanakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Target penurunan stunting pada tahun 2024 adalah sebesar 14 persen.
Arief juga menyoroti perkembangan penanganan stunting di Indonesia yang menunjukkan progres yang cukup positif. Pada tahun 2022, prevalensi stunting telah turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada tahun sebelumnya. Ini menandakan peningkatan indeks penanganan stunting yang diukur melalui Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS).
Dalam laporan IKPS 2021-2022 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir 2023, Arief mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan indeks IKPS sebesar 0,9 poin menjadi 72,4 dari 71,5. Peningkatan ini didorong oleh perubahan indeks pada tingkat indikator maupun dimensi, terutama pada dimensi gizi.
Arief menambahkan bahwa Badan Pangan Nasional telah berkontribusi dalam mendukung pemenuhan gizi bagi keluarga risiko stunting, sesuai arahan dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Wakil Presiden menekankan pentingnya mengelola potensi bonus demografi serta menjadikan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional.
Dalam upaya mencegah dan menurunkan prevalensi stunting, Wakil Presiden menegaskan perlunya pemenuhan gizi setiap anggota rumah tangga, pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan, akses sanitasi dan air minum yang aman, serta pengasuhan yang baik.
Program penurunan stunting diharapkan akan tetap menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional, dengan komitmen dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah.