Ervan Maksum, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/BAPPENAS, Melihat Kereta Api sebagai Cara Transportasi yang Ramah Lingkungan dan Efisien.
Menurut Ervan Maksum, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/BAPPENAS, kereta api adalah cara transportasi yang ramah lingkungan dan hemat energi. Menurutnya, hal ini sangat penting karena pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar untuk mengurangi polusi udara dan emisi karbon tinggi.
Ervan menjelaskan bahwa kereta api memiliki beberapa keunggulan, seperti harga energi yang lebih murah, tidak menyebabkan polusi udara, dan aspek keterjangkauan tarif yang lebih baik untuk masyarakat. Namun, ia juga menyadari bahwa biaya pembangunan infrastruktur kereta api cukup tinggi. Oleh karena itu, konsep pembiayaan hijau, juga dikenal sebagai “pembayaran hijau”, menjadi relevan untuk mengalihkan investasi dari transportasi konvensional yang polusi tinggi ke transportasi yang lebih ramah lingkungan
Ia mencontohkan bagaimana transportasi publik Thailand telah beralih ke energi listrik dan bahkan menjual kredit karbon. Namun, hal ini masih menjadi masalah di Indonesia, dan perlu bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk mengembangkan obligasi hijau (juga dikenal sebagai “bond hijau”) dan menerapkan program pembiayaan hijau.
Ervan juga menekankan betapa pentingnya kereta api, terutama untuk jarak sekitar 750 hingga 1.500 kilometer. Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah juga mempertimbangkan keadilan pembiayaan transportasi. Pemerintah sedang mengembangkan metode yang lebih adil untuk memberikan subsidi transportasi kepada mereka yang membutuhkannya, dengan menggunakan sistem registrasi sosial yang ketat untuk mengidentifikasi secara tepat sasaran siapa yang menerimanya.
Selain itu, sebagai bagian dari upaya untuk mengubah paradigma transportasi di Indonesia, Ervan menekankan pentingnya kreativitas dalam pembiayaan, fokus pada keberlanjutan, dan komitmen terhadap keadilan. Tujuannya adalah agar Indonesia dapat memasuki era kereta api yang berkelanjutan dan inklusif.
Ervan mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan sensus sosial ekonomi melalui registrasi sosial ekonomi (Regsosek) untuk menentukan individu yang berhak atas subsidi. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memastikan bahwa mereka yang memiliki kemampuan untuk membayar tarif lebih tinggi dapat berkontribusi pada pembiayaan transportasi yang lebih adil.