Berpetualang di Destinasi Pariwisata Ibu Kota Negara Nusantara
Perjalanan darat dari Balikpapan ke Kabupaten Penajam Paser Utara adalah pengalaman yang menakjubkan. Sepanjang perjalanan, terik sang surya teredam oleh pepohonan yang rimbun. Perjalanan dari pusat Kota Balikpapan di Kalimantan Timur memakan waktu sekitar dua jam.
Perjalanan ini tidak hanya memiliki pemandangan hijau yang indah di sepanjang jalan, tetapi juga memiliki jalur berkelok dan tanjakan yang menantang untuk meningkatkan adrenalin. Pengunjung mungkin beruntung melihat monyet berjalan di antara pohon besar yang khas dari Borneo timur.
Selama perjalanan, Anda dapat melihat banyak truk yang hilir mudik membawa material konstruksi, menandakan bahwa Titik Nol Nusantara sudah dekat. Saat tiba di sana, pepohonan yang menghiasi lokasi membuat perjalanan dua jam terbayar.
Namun, pengunjung harus menapaki banyak anak tangga kayu sebelum dapat menikmati pemandangan hutan tropis yang indah. Berswafoto, menikmati pemandangan, atau hanya berjalan-jalan menuju atas di lokasi Titik Nol Nusantara. Selama perjalanan, anak tangga kiri dan kanan dihiasi dengan bibit tanaman yang ditanam oleh para gubernur se-Indonesia pada tahun sebelumnya.
Selain menikmati alam, pengunjung disarankan untuk menggunakan tabir surya di siang hari karena panas yang cukup terik selama musim kemarau. Dalam hal transportasi, area yang digunakan untuk berkemah Presiden Jokowi dan Ibu Negara masih belum tersedia untuk kendaraan umum. Namun, perkembangan infrastruktur di sekitar IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara diharapkan akan mendorong sektor pariwisata di sekitarnya.
Goa Tapak Raja, yang terletak di Desa Wonosari, Sepaku, Penajam Paser Utara, sekitar 30 kilometer dari Titik Nol Nusantara, adalah salah satu tempat wisata menarik lainnya di IKN yang dapat mendorong pertumbuhan pariwisata. Jalan darat adalah cara yang dapat diakses oleh pengunjung.
Tapak Raja Goa ditemukan pada tahun 1983 dan menawarkan pemandangan yang tenang dengan sepuluh jenis pohon beringin yang dikelilinginya. Saat ini, fasilitas pujasera dan toilet di kawasan ini sedang dibangun. Untuk menarik wisatawan, fasilitas pemandian mata air, flying fox, dan trek sepeda juga direncanakan. Pengunjung dapat mendengar suara kepakan kelelawar di dalam gua yang gelap. Gua ini memiliki dua lorong besar yang menuju stalaktit yang berbentuk telapak kaki raja, yang memberi namanya.
Pengunjung akan sampai ke hutan mangrove Mentawir setelah menempuh sekitar 42 kilometer dari Titik Nol Nusantara. Pemandangan indah dari hutan ini mendamaikan. Pengunjung akan dibawa ke jembatan kayu di atas perairan dengan biaya sekitar Rp10 ribu. Di sana, mereka akan dapat melihat hutan mangrove yang rimbun. Menjelang sore, pengunjung juga dapat melihat burung bangau tong-tong yang luar biasa bertengger di pohon mangrove. Ada juga kesempatan untuk melihat bekantan yang tinggal di daerah tersebut.
Setelah menjelajahi hutan mangrove, pengunjung dapat menaiki perahu motor di Teluk Balikpapan dengan biaya tambahan sebesar Rp200 ribu hingga Rp250 ribu. Perjalanan ini menampilkan keindahan akar mangrove yang menjuntai di perairan, bersama dengan percikan air yang menyejukkan yang menghilangkan lelah.
Pengunjung juga dapat mencicipi kudapan khas Mentawir, seperti kopi mangrove, sirup, dan teh yang dibuat oleh Pokdarwis. 60% biji kopi robusta dan 40% buah mangrove membentuk komposisi unik kopi ini.
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi pariwisata Mentawir, yang mungkin mengurangi jumlah pengunjung. Akibatnya, Pokdarwis Mentawir berharap wisata mangrove ini dapat menjadi daya tarik nasional dengan menyediakan oleh-oleh yang terbuat dari mangrove, sehingga mendukung IKN Nusantara.
Kepala Otorita IKN Nusantara, Muhsin Palinrugi, juga berencana untuk terus mengembangkan objek wisata hutan mangrove Mentawir dengan menawarkan paket wisata yang mencakup Titik Nol Nusantara, Goa Tapak Raja, hutan mangrove Mentawir, serta potensi wisata lain yang terletak di sekitar IKN Nusantara. Ini adalah langkah penting menuju pertumbuhan industri pariwisata di daerah tersebut.
