BP2MI Meminta Peningkatan Kuota Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Jepang
Bagian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ingin meningkatkan jumlah pekerja migran Indonesia yang ditempatkan di Jepang melalui skema pemerintah ke pemerintah (Government to Government/G to G), terutama untuk pekerja perawatan. Ini diumumkan pada hari Kamis oleh Benny Ramdhani, kepala BP2MI.
Benny menyatakan bahwa, selama kunjungannya ke Jepang dalam upaya meningkatkan tata kelola penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia, penambahan kuota adalah salah satu masalah penting yang dibahas dengan Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS).
Selain penambahan kuota, permintaan agar Jepang mengurangi syarat pengalaman dua tahun untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) untuk jabatan perawat. BP2MI melihat persyaratan ini sebagai beban bagi karyawan migran Indonesia.
Benny mengatakan, “Mengapa kuota perawat sulit tercapai, menurut kami, karena calon pekerja migran kami memenuhi persyaratan yang cukup sulit, sehingga mungkin bisa untuk diturunkan persyaratannya.”
Selain itu, BP2MI mengusulkan perubahan pola penempatan pekerja perawatan dan perawat. Mereka mengusulkan bahwa pekerja migran Indonesia dapat mengisi posisi pekerja perawatan jika kuota perawat tidak terpenuhi.
Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, masalah keempat yang diajukan adalah perluasan fasilitas pelatihan bahasa dan wawancara. Benny mengusulkan tiga tempat baru yang mewakili masing-masing daerah: Surabaya, Manado, dan Medan.
Namun, Noguchi Yuko dari Yayasan Internasional Operasi Section I Jepang mengatakan bahwa akan sulit untuk mengubah usulan untuk perluasan tempat pelatihan bahasa dan uji wawancara dalam waktu dekat karena akan memerlukan anggaran yang lebih besar. Menurutnya, pemerintah Indonesia harus membicarakannya di tingkat pemerintah dan membahas usulan tersebut pada pertemuan dengan Komite EPA pada tanggal 20 November 2023.
Sementara itu, Kataoka Yoshikazu, Managing Director JICWELS, menyatakan bahwa sejak tahun 2008, perawat dan pekerja perawatan telah diterima di bawah kerangka IJEPA dan mendapatkan respons yang positif. Institusi medis yang mempekerjakan pekerja migran Indonesia telah memberikan ulasan positif tentang kinerja mereka.
“Kami telah menerima berbagai umpan balik dari instansi medis yang mempekerjakan pekerja migran Indonesia bahwa perawat dari Indonesia bekerja dengan keras, berani, dan baik hati, sehingga mereka puas dengan kinerja dari Pekerja Migran Indonesia,” kataoka.
Tingkat kelulusan pekerja migran Indonesia untuk posisi perawat mencapai 67,3%, yang merupakan yang tertinggi dalam sejarah, menurut ujian nasional yang dilakukan pada Maret 2023.
Permintaan dan usulan BP2MI ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan dan kualitas hidup pekerja migran Indonesia di Jepang, terutama dalam bidang perawatan dan perawat.