BPIP Mengajak Generasi Muda untuk Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Profesor Yudian Wahyudi, mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi tantangan perkembangan dunia global saat ini.
“Dengan mempertimbangkan perkembangan dunia global terbaru, kami mendorong generasi muda, terutama mahasiswa, tidak hanya untuk memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga untuk menguasai teknologi dan bahasa asing,” ujar Yudian dalam pernyataan tertulis terkait Seminar Nasional dan Bedah Buku di Yogyakarta, pada hari Jumat.
Menurutnya, Pancasila merupakan keajaiban bagi bangsa Indonesia. Dalam konteks bahasa, Pancasila adalah kalimat singkat yang mampu menahan lawan-lawannya. Sejak proklamasi pada 30 September, Pancasila telah menggetarkan dunia. Sejak saat itu, Indonesia telah menjadi bagian dari tiga kekuatan besar dunia. Oleh karena itu, mari menjadi generasi unggul dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila ke seluruh pelosok negeri.
Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan Antar-Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso, menyatakan bahwa seminar dan bedah buku berjudul “Pancasila dari Indonesia untuk Dunia” yang diselenggarakan bersama Pusat Studi Pancasila UGM dihadiri oleh 225 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta.
Prakoso menjelaskan bahwa dalam bahasa Inggris, Pancasila singkatan dari Believe in God, Nationalism, Humanity, Democracy, dan Social Justice, yang mengandung lima prinsip untuk kebaikan Indonesia, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme, demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan.
“Kelima prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua warga negara Indonesia, bukan hanya sebagai bacaan atau hafalan, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Profesor Ova Emilia, Rektor UGM, berharap bahwa diskusi tentang buku karya BPIP dapat menjadi pemicu untuk gagasan-gagasan selanjutnya. Prinsip dasar pendiri negara adalah tidak merasa lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain, yang berarti menjunjung tinggi prinsip kesetaraan.
Ketua Pusat Studi Pancasila UGM, Agus Wahyudi, menjelaskan tentang nilai-nilai Pancasila dalam teori dan praktik, serta nilai-nilai Pancasila dalam demokrasi yang menghargai kesetaraan dan kebebasan berpendapat.
“Ideologi politik dan agama, serta gagasan Bung Karno untuk menginternasionalisasikan Pancasila, menjadi panduan dalam hubungan internasional yang menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan keadilan,” katanya.