BPS Catat Jumlah Petani Milenial Sebanyak 225.483 Orang
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB), ada 225.483 petani milenial berusia 19 hingga 39 tahun. Yang merupakan sekitar 30,37 persen dari 742.343 petani di daerah tersebut. Data dari Sensus Pertanian 2023 tahap I NTB, menurut Wahyudin, Kepala BPS NTB. Pengukuran petani milenial berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian nomor 4 tahun 2019.
Petani milenial adalah mereka yang mampu menggunakan teknologi digital, seperti internet, telepon pintar, teknologi informasi, drone, dan/atau kecerdasan buatan.
Wahyudin menjelaskan bahwa data yang terkumpulkan dari petani milenial dapat tergunakan untuk menunjukkan tingkat regenerasi. Di bidang pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital, yang berharap dapat menghasilkan pertanian kontemporer yang produktif dan berkelanjutan.
Sebanyak 49,07 persen petani di NTB berusia lebih dari 39 tahun menggunakan teknologi digital. Dan 0,06 persen petani berusia kurang dari 19 tahun juga melakukannya.
Kabupaten Lombok Timur adalah yang paling banyak memiliki petani milenial, dengan 24,66 persen dari semua petani milenial di Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Bima adalah yang kedua dan ketiga terbesar.
Selain itu, dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2013, BPS NTB mencatat peningkatan jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan Usaha Pertanian Perorangan (UTP). Jumlah RTUP meningkat 25,90%, dan UTP meningkat 21,48% dari tahun 2013.
Pada tahun 2013, rasio UTP terhadap RTUP turun dari 1,05 menjadi 1,02. Dari tahun 2013 hingga 2015, jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) meningkat 171,70%, dan Usaha Pertanian Lainnya (UTL) meningkat 240,00 %.
Di NTB, UTP mengusahakan sepuluh komoditas utama, termasuk padi sawah hibrida, sapi potong, jagung hibrida, ayam kampung biasa, tembakau, kelapa, kambing potong, kacang tanah, cabai rawit, dan pisang kepok.