BPS : Kenaikan Harga Beras Dipicu oleh Kondisi Cuaca dan Kerusakan Infrastruktur
Salah satu alasan kenaikan harga tersebut, kata Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti, adalah kurangnya pasokan di beberapa tempat, terutama karena cuaca dan kerusakan beberapa jalan yang menghambat distribusi bahan makanan. Amalia membuat pernyataan ini pada hari Kamis saat dia memberikan Berita Resmi Statistik di Jakarta.
Secara keseluruhan, semua provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan harga beras, menurut Amalia. Namun, harga beras di 28 provinsi mengalami kenaikan, dan di 10 provinsi lainnya mengalami penurunan.
Selain itu, Amalia mengatakan bahwa pasokan yang lebih rendah daripada permintaan yang tinggi menyebabkan harga beras yang tinggi. Kebijakan beberapa negara penghasil beras yang menahan ekspor berkontribusi pada kenaikan harga beras, yang berdampak pada pasar global. Selain itu, fenomena El Niño yang berlangsung lama memengaruhi produksi beras di dalam negeri.
Amalia mengatakan bahwa panen beras di dalam negeri relatif lebih rendah karena faktor cuaca dan dampak fenomena El Niño yang berlangsung lama.
Peraturan Presiden 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menetapkan Program Bantuan Pangan Beras kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebagai bagian dari pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi inflasi yang tidak stabil.
Bantuan Pangan Beras dimulai pada tahun 2023 dan akan berlanjut hingga 2024. Menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Bantuan Pangan Beras 2024 akan diberikan kepada 22 juta KPM mulai Januari hingga Maret.
Selain itu, jika kebijakan tersebut masih memungkinkan dari segi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bantuan ini akan diperpanjang dari Mei hingga Juni 2024.
