BRIN dan BPOM Kaji Pemanfaatan AI untuk Pengawasan Makanan Olahan Sebelum Dipasarkan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang mengeksplorasi penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pengawasan terhadap makanan olahan sebelum produk tersebut dipasarkan.
Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan (PR EMK) BRIN, Bahtiar Rifai, mengungkapkan bahwa BPOM menunjukkan kesiapan yang baik dalam mengadopsi AI untuk sistem pengawasan makanan olahan. “Kesiapan BPOM untuk mengimplementasikan AI dalam Ereg RBA (Aplikasi Registrasi Pangan Olahan Berbasis Risiko) saat ini berada pada level Potensial, yaitu Level II dari empat skala kesiapan,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Bahtiar menjelaskan bahwa BPOM memiliki kekuatan di beberapa pilar utama, seperti data dan infrastruktur, teknologi dan inovasi, serta sumber daya manusia dan budaya organisasi. Kekuatan ini membawa BPOM pada level Adaptor atau Level III. “Dengan kekuatan ini, BPOM berpotensi besar untuk mengadopsi AI dalam proses pengambilan keputusan terkait Nomor Izin Edar (NIE), termasuk pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen, serta simulasi rekomendasi evaluasi,” tuturnya.
Untuk merealisasikan adopsi AI di BPOM, Bahtiar menekankan perlunya investasi besar dalam infrastruktur teknologi, transformasi sumber daya manusia dan budaya, serta penyiapan regulasi yang mencakup AI Ethics dan keamanan data.
Meski demikian, Bahtiar mencatat bahwa indeks keamanan pangan Indonesia saat ini berada di angka 60,2, menempatkannya di urutan 63 dari 113 negara. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan dalam aspek ketersediaan, kualitas, keamanan, serta keberlanjutan dan adaptasi pangan yang perlu diperbaiki.
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati, menekankan pentingnya registrasi pangan sebagai pendekatan pemerintah dalam memastikan keamanan pangan. Ia percaya bahwa AI memiliki potensi untuk mengidentifikasi kemungkinan penyimpangan mutu dan keamanan produk olahan pangan serta mitigasi risiko insiden keamanan pangan. “AI bisa menjadi alat yang berguna dalam memastikan mutu dan keamanan produk pangan, terutama dalam rangka memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia,” tutup Ema Setyawati.