BRIN dan LPDP Kolaborasi untuk Dorong Periset Ciptakan Inovasi Baru, Ini Caranya!
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan mengadakan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Award Tahun 2024. Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono, menyatakan bahwa RIIM Award ini adalah bentuk penghargaan kepada para periset di Indonesia atas kinerja tinggi mereka dalam menghasilkan dan mengembangkan riset.
“Mulai tahun ini, kami bekerja sama dengan LPDP untuk memberikan apresiasi kepada para pelaksana riset inovasi di Indonesia yang berkinerja tinggi,” kata Agus dalam Media Lounge Discussion di Jakarta Pusat pada Rabu (5/6).
BRIN akan memberikan total hadiah sebesar Rp450 juta kepada sembilan riset terbaik yang terbagi dalam 3 kategori.
Kategori RIIM Award :
- RIIM Kompetisi Award : Diberikan untuk riset yang menghasilkan kebaruan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui skema pendanaan riset kompetisi.
- RIIM Ekspedisi Award : Diberikan kepada tim periset yang berhasil menemukan spesimen baru atau data alam baru.
- RIIM Startup Award : Diberikan kepada tim startup yang berkinerja tinggi dalam mengkomersialisasikan produk baru berbasis hasil riset.
BRIN sebelumnya telah mengajukan pendanaan RIIM kepada LPDP sebesar Rp700 miliar. Namun, dana ini tidak dibagi-bagikan kepada lembaga tertentu, melainkan difokuskan pada kompetisi dan pendanaan riset lanjutan.
“Anggaran untuk RIIM tahun ini kami ajukan ke LPDP dengan topik Rp700 miliar. Tapi kami tidak mengalokasikan dana ini secara spesifik untuk BRIN, perguruan tinggi, atau sektor industri,” jelas Agus. “Pemberian pendanaan ini berbasis murni kompetisi.”
Saat ini, BRIN telah mendanai beberapa riset dengan nominal pendanaan paling kecil mencapai Rp24 juta dan yang terbesar di atas Rp30 juta. Agus juga mengungkapkan bahwa BRIN memiliki total dana abadi penelitian sebesar Rp12,9 triliun untuk mendanai riset yang tidak terbatas tahunan.
“Karena ini adalah dana abadi yang disimpan oleh pemerintah, dana ini bisa digunakan di tahun berikutnya jika tidak habis terpakai,” jelas Agus. “Sampai sekarang jumlahnya Rp12,9 triliun, dan biasanya setiap tahun pemerintah menambahkan sekitar Rp5 triliun.”