BRIN : Kelompok Rentan Gangguan Mental Meliputi Anak-Anak & Remaja
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa anak-anak dan remaja adalah kelompok yang paling rentan terhadap gangguan mental. Wahyu Pudji Nugraheni, Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Organisasi Riset Kesehatan BRIN, menyebutkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan berbagai jenis lainnya yang sering dialami oleh anak-anak dan remaja.
Menurut Puji, beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada kelompok ini termasuk perubahan fisik dan hormon, tekanan akademik, dan masalah sosial dan identitas. Selain itu, ia menekankan bahwa genetik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan biologis adalah semua faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Pudji menemukan tujuh kelompok lain selain anak-anak dan remaja yang rentan terkena gangguan mental. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini termasuk orang-orang yang memiliki gangguan mental dalam keluarga mereka, orang-orang yang menderita penyakit kronis, trauma atau pelecehan sebelumnya, orang-orang yang menghadapi masalah keuangan dan sosial, orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan, dan orang-orang yang sering mengalami stres.
Puji menekankan betapa pentingnya keluarga untuk mencegah dan mengobati gangguan mental. Keluarga dianggap sangat penting dalam proses ini, terutama untuk mengurangi stigma negatif yang sering dialami oleh penderita gangguan mental.
Pudji menyatakan bahwa keluarga harus memberikan dukungan emosional, yang merupakan komponen terpenting dalam pemulihan. Ini mencakup kesabaran, cinta kasih, dan menunjukkan perhatian terhadap penderita.
Ia juga menekankan betapa pentingnya melibatkan profesional medis dalam proses pemulihan kondisi mental. Hal ini dianggap penting agar pengobatan yang diberikan lebih terukur dan efektif.
Pudji juga menyatakan bahwa orang yang menderita gangguan mental tidak perlu mencari dukun, tetapi sebaiknya mereka mendapatkan perawatan medis yang profesional dan terukur.