BRIN Mengingatkan Potensi Ikan dalam Mengatasi Stunting
Sumber daya alam berbasis ikan yang melimpah di Indonesia dapat membantu mengatasi stunting anak-anak, kata Mego Pinandito, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN.
Ikan adalah sumber nutrisi penting, dan mengandung vitamin A, vitamin B12, zat besi, kalium, dan asam lemak B12, yang penting untuk pertumbuhan anak dan kesehatan ibu hamil.
Dalam sebuah seminar yang berfokus pada nutrisi tentang pengelolaan dan pembangunan sektor perikanan di Nusa Tenggara Timur, yang diikuti di Jakarta pada hari Jumat, Mego menyatakan bahwa dampaknya sangat signifikan dalam mengatasi program stunting secara nasional.
Makanan akuatik, termasuk ikan, adalah sumber vitamin, unsur jejak, dan asam lemak esensial yang sangat baik yang dapat mengurangi risiko kelaparan tersembunyi, atau kekurangan mikronutrien, dengan dampak positif pada kesehatan, kesejahteraan, dan kinerja ekonomi seseorang dan masyarakat, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan.
Dalam hal hasil gizi dan kesehatan yang positif, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu, sektor perikanan masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar dari penelitian dan pengembangan pertanian untuk ketahanan pangan dan kebijakan pangan global.
BRIN, lembaga riset dan inovasi yang ditunjuk oleh pemerintah, telah menempatkan kecukupan gizi sebagai prioritas utama dalam pembuatan rekomendasi kebijakan.
Mendo berharap penelitian lebih lanjut dapat terus menyelidiki kecukupan nutrisi dari sumber daya perikanan. Ini akan meyakinkan masyarakat dan pelaku usaha untuk mendukung data dan informasi.
Mego menambahkan, “Indonesia dapat berbagi hasil risetnya secara global sebagai anggota G20.”
Selain itu, ia menekankan betapa pentingnya bekerja sama dengan penelitian untuk membuat kontribusi konkret pada pengembangan prinsip-prinsip global untuk pendekatan kecukupan gizi terhadap sektor perikanan. Diharapkan bahwa Indonesia akan menjadi pionir dalam mengembangkan prinsip-prinsip ini dan berbagi pengetahuan dengan negara-negara kepulauan lainnya di seluruh dunia.
Untuk mencapai Visi Indonesia Emas pada tahun 2045, ekonomi hijau menjadi bagian penting dari rencana pembangunan, seperti yang ditunjukkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Mendo mengakhiri dengan mengatakan bahwa visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan harus direncanakan dengan menyelaraskan berbagai sumber daya.