BRIN Ungkap Dampak Perubahan Iklim pada Tumbuhan
BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyampaikan bahwa perubahan iklim signifikan telah memengaruhi populasi tumbuhan di Bumi. Frisca Damayanti, Periset Ekofisiologi dan Simbiosis Tumbuhan BRIN, menyebut perubahan tersebut mencakup berbagai aspek seperti perilaku, fungsi, respons, metabolisme, reproduksi, interaksi, dan pertahanan tumbuhan. Penelitian ekofisiologi dan simbiosis menjadi penting untuk melindungi tumbuhan langka yang terancam punah.
Laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan tahun 2022 sebagai tahun keenam terpanas dalam sejarah. Selama periode 2015-2022, delapan tahun masuk dalam kategori terpanas, dengan tahun 2016 mencatatkan rekor sebagai tahun terpanas sepanjang masa. Perubahan iklim juga telah berdampak pada ketersediaan mikronutrien boron (B) dan silikon (Si) pada tumbuhan tropis, yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan memengaruhi pertumbuhan tanaman seperti sorgum.
Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kontribusi Nasional Determined Contribution (NDC), dengan upaya pengurangan sebesar 31,89 persen secara nasional dan 43,20 persen dengan bantuan internasional. NDC adalah dokumen yang merinci rencana tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Dengan laporan ini, perubahan iklim menjadi perhatian utama dalam menjaga ekosistem dan keberlanjutan populasi tumbuhan di seluruh dunia.