BRIN : Sektor Antariksa Berpotensi Menjadi Pilar Ekonomi Baru Indonesia
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki ambisi yang kuat untuk memajukan sektor antariksa agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.
“Kami berusaha menjadikan antariksa sebagai pilar ekonomi baru Indonesia,” kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, di Jakarta, pada Rabu kemarin.
Salah satu sektor antariksa yang memiliki dasar ekonomi yang tangguh adalah telekomunikasi. Menurut Handoko, ada potensi besar lainnya dalam bentuk penginderaan jauh atau remote sensing.
Teknologi penginderaan jauh merupakan data citra yang diambil dari satelit, kemudian diolah menjadi produk yang dapat dijual kepada pengguna akhir. Dengan penginderaan jauh, kita dapat mengamati luasnya perkebunan sawit tanpa harus melakukan survei langsung di lapangan.
Teknologi ini juga memungkinkan untuk mendeteksi kebakaran hutan, memantau pertanian yang siap panen, mengawasi pergerakan ikan di laut, memonitor polusi udara, hingga mendeteksi tumpahan minyak dari kapal-kapal yang berlayar di perairan Indonesia.
Handoko menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah layanan yang bisa dikembangkan menjadi produk yang dapat dijual kepada kementerian/lembaga dan pelaku usaha di sektor perkebunan dan perikanan.
“Ada banyak potensi untuk penginderaan jauh, dan itu sangat spesifik untuk Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Indonesia sangat membutuhkan teknologi penginderaan jauh di sektor antariksa mengingat lebih dari 60 persen wilayahnya terdiri dari laut.
Untuk negara-negara daratan, penggunaan penginderaan jauh mungkin tidak sebesar Indonesia karena mereka dapat menggunakan sensor dalam jumlah besar. Namun, Indonesia tidak bisa mengandalkan sensor saja karena mayoritas wilayahnya adalah lautan.
“Sebagai konsumen terbesar di dunia, kami dapat memanfaatkan teknologi penginderaan jauh sebagai kesempatan untuk berperan lebih dari sekadar pengguna. Kami dapat menjadi pemain dalam industri ini dan menciptakan ekonomi yang berbasis pada sektor antariksa,” tegas Handoko.