BSKDN Mengadakan Proyek Pilot Inovasi Daerah 2024 untuk Mendukung Daerah 3T
Bandung, Penjuru – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mulai menerapkan proyek pilot inovasi tematik di sejumlah daerah, bertujuan untuk mendukung perkembangan iklim inovasi di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menurut keterangan tertulis BSKDN yang diterima di Jakarta pada hari Rabu, pada tahun 2024, lima daerah telah dipilih sebagai target pelaksanaan pilot project, yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Sigi, Kabupaten Belu, Kabupaten Kepulauan Aru, dan Kabupaten Nabire.
Kepala BSKDN Kemendagri, Yusharto Huntoyugo, dalam Rapat Identifikasi Karakteristik Daerah Penerapan Pilot Project Tahun 2024 di Jakarta pada hari Selasa (19/3), mengungkapkan bahwa dukungan ini bisa berupa diseminasi inovasi melalui pembelajaran dan pengembangan model praktik. Hal ini mencakup inovasi tematik yang telah berhasil diterapkan, untuk kemudian direplikasi pada daerah 3T lainnya yang menghadapi masalah serupa atau memiliki kesamaan.
Yusharto juga menyatakan bahwa ke depan, daerah-daerah pilot project ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam pengembangan inovasi.
Untuk melanjutkan kegiatan pilot project tahun 2023, terdapat tiga tema layanan aplikasi yang akan diterapkan pada tahun ini, yaitu Pajak dan Retribusi Daerah (ePatda), Validasi Data Kemiskinan (e-Vaskin), serta eBUMDes.
Yusharto menjelaskan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut merupakan hasil identifikasi dan penyempurnaan dari model-model inovasi yang telah berhasil diimplementasikan di beberapa daerah.
Dalam konteks ini, beberapa daerah telah ditunjuk sebagai rujukan untuk masing-masing tema aplikasi. Misalnya, untuk aplikasi ePatda, daerah rujukan meliputi Kabupaten Sumedang, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kota Depok, Kota Palembang, dan Kota Surabaya.
Demi penyesuaian yang tepat, Yusharto meminta daerah-daerah penerapan pilot project untuk memberikan informasi mengenai karakteristik masing-masing daerah.
Ia menekankan bahwa penerapan pilot project ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan publik berbasis aplikasi serta meningkatkan iklim inovasi di daerah terkait. Selain itu, Yusharto berharap hasil atau output dari pelaksanaan pilot project dapat dianggap sebagai inovasi yang dapat memperbaiki kualitas layanan publik di daerah yang bersangkutan.