BTN Mengeksplorasi Penawaran Akuisisi Bank Umum Syariah

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan sejumlah bank syariah yang sudah ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan proposal terbaik dalam upayanya untuk mengakuisisi Bank Umum Syariah (BUS).

Dalam pernyataan tertulis yang diberikan kepada ANTARA di Jakarta pada hari Kamis, Direktur Manajemen Risiko BTN, Setiyo Wibowo, menyatakan, “Dalam upaya kami, kami telah menjajaki sejumlah bank dan telah menjalani perjanjian kerahasiaan (NDA). Proses ini masih berlangsung. Kami berambisi untuk mencapai kesepakatan optimal guna melanjutkan proses pemisahan BTN Syariah.”

Setiyo menyatakan bahwa unit bisnis syariahnya, BTN Syariah, sedang dalam proses pemisahan menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Dalam proses ini, pilihan yang dapat dilaksanakan dengan cepat dipelajari. Akuisisi diharapkan selesai pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.

Tiga pilihan sedang dipertimbangkan: mendirikan entitas bisnis baru atau mendapatkan lisensi baru untuk mendirikan BUS; mengakuisisi BUS yang sudah beroperasi untuk menjadi bagian dari BTN Syariah; atau melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan pilihan akuisisi BUS yang paling efektif.

Dia menambahkan, “Kami memiliki tekad yang kuat untuk melakukan pemisahan BTN Syariah, yang saat ini telah mencatatkan kinerja yang sangat baik. Melalui pemisahan ini dan transformasi menjadi BUS, kami yakin kinerja BTN Syariah akan semakin positif dan memberikan kontribusi lebih besar dalam mendukung pembiayaan syariah, terutama dalam hal pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.”

Saat ini, ada sekitar dua belas bank umum syariah yang beroperasi di Indonesia. Ini termasuk Bank Mega Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Net Syariah, Bank Muamalat, BTPN Syariah, Bank Victoria Syariah, BJB Syariah, Permata Bank Syariah, Bank NTB Syariah, dan Bank Syariah Bukopin.