Budaya Tempe Diajukan untuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Komunitas telah resmi mengajukan Budaya Tempe ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk dimasukkan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pengajuan ini dilakukan pada akhir Maret 2024 dan saat ini sedang menunggu pembahasan oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO.
Direktur Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wajudin, menyatakan optimisme mereka bahwa Budaya Tempe akan menjadi tambahan berharga dalam daftar warisan budaya takbenda Indonesia di UNESCO. Mereka berharap kehadiran Budaya Tempe dalam daftar UNESCO akan memberikan manfaat yang berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi juga bagi dunia.
Forum Tempe Indonesia, sebagai salah satu inisiator, berharap mendapat dukungan penuh dari masyarakat untuk menjaga kelestarian tempe dan membuatnya semakin dikenal secara global. Pembina Forum Tempe Indonesia, Made Astawan, mengungkapkan bahwa tempe saat ini telah menyebar ke 27 negara dan telah memberikan berbagai manfaat kesehatan melalui proses fermentasi kedelai menjadi tempe. Hal ini terbukti dari diaspora masyarakat serta hasil penelitian di seluruh dunia.
Awal mula temuan tempe oleh leluhur masih menjadi misteri. Bukti sejarah menunjukkan bahwa tempe telah menjadi bagian dari hidangan dan ritual masyarakat Jawa sejak abad ke-16, seperti yang tercatat dalam Serat Centhini. Sejak tahun 2014, Forum Tempe Indonesia telah aktif memperkenalkan tempe ke tingkat global.
Budaya tempe merupakan warisan pengetahuan dan teknologi tradisional Indonesia dalam menyediakan makanan bernutrisi tinggi. Inisiasi ini melibatkan berbagai penelitian dan dukungan dari instansi terkait, khususnya Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Tempe Jawa Tengah telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbudristek pada tahun 2017, dan upaya pelestariannya terus berlanjut.
Forum Tempe Indonesia telah memilih tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional, meskipun belum secara resmi ditetapkan oleh Pemerintah. Mereka berpendapat bahwa penting untuk merayakan momen ini bersama-sama setiap tahunnya untuk menghargai warisan nenek moyang yang telah memberikan tempe sebagai pangan kaya gizi.
Perayaan Hari Tempe Nasional tahun ini akan diselenggarakan di Kota Balikpapan, dengan tema “Tempe: Pangan Generasi Emas Indonesia”. Forum Tempe Indonesia berharap agar semakin banyak orang menghargai tempe bukan hanya karena ketersediaannya yang murah dan mudah, tetapi juga karena manfaat kesehatannya sebagai “superfood”.