CSIS : Debat Capres Tidak Membahas Persaingan Geopolitik yang Perlu Dihadapi
Ketua Departemen Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS), Lina Alexandra, mengeluhkan fakta bahwa tak satu pun pasangan calon presiden atau calon wakil presiden membahas tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai kekuatan superpower global.
Lina menegaskan dalam acara arahan pers CSIS yang diadakan secara online di Jakarta pada hari Senin bahwa tidak ada diskusi tentang bagaimana kebijakan luar negeri akan diarahkan untuk mengantisipasi dampak dari rivalitas kekuatan dunia.
Lina menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara yang diadakan oleh CSIS di Jakarta, “Media Briefing: Menanggapi Debat Ketiga Capres-Cawapres dan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM).” Meskipun kandidat presiden dan cawapres telah menyatakan bahwa prinsip bebas aktif sangat penting, konteks dan redefinisi konsep tersebut masih belum jelas.
Menurutnya, “Doktrin kebijakan bebas aktif menjadi relevan dalam menghadapi tantangan rivalitas antara kekuatan-kekuatan besar di dunia.”
Lina juga menekankan bahwa pentingnya memperbaiki alat diplomasi Indonesia tidak dibahas dalam Debat Ketiga Capres 2024. Misalnya, apakah organisasi Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Indonesia di luar negeri, seperti KBRI dan konsulat, telah membantu diplomasi Indonesia?
Selain itu, Lina menyatakan kekecewaannya karena tidak ada diskusi tentang masalah perempuan dalam diplomasi dan alokasi dana untuk pengembangan sumber daya manusia untuk membantu diplomasi Indonesia. Dia menekankan bahwa gender mainstreaming harus diprioritaskan, terutama untuk memberikan ruang kerja yang lebih luas bagi diplomat perempuan yang berbakat.
Dalam penutupannya, Lina menekankan bahwa tidak ada satu paslon pun yang menyebutkan masalah perempuan atau diplomasi.