Dr. Beeleonie, seorang obstetri dan ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, mengatakan bahwa pasangan yang berusaha untuk hamil tidak disarankan melakukan hubungan intim yang dipaksakan karena dapat memengaruhi kualitas sperma.
Dia menyarankan untuk melakukan hubungan seksual setiap dua hingga tiga hari sekali. Beeleonie menekankan bahwa hubungan intim tidak boleh dipaksa, terutama ketika wanita percaya bahwa mereka sedang subur. Kualitas sperma dapat dipengaruhi oleh memaksakan hubungan intim dalam kondisi tersebut.
Beeleonie merujuk pada sebuah studi yang menunjukkan bahwa kualitas sperma pria sangat berbeda tergantung pada kondisi saat berhubungan intim: apakah itu dalam suasana santai dan menyenangkan atau dalam kondisi lain. Dia berkomentar, “Ternyata kualitas spermanya dari pria yang sama itu anjlok berbeda. Jadi sebenarnya tidak baik memaksa berhubungan di waktu yang kita pikir adalah masa subur.”
Selain itu, Beeleonie mengatakan bahwa kemungkinan hamil tidak dipengaruhi oleh posisi saat berhubungan intim. Yang paling penting adalah bahwa sperma harus dalam kondisi baik untuk mencapai sel telur, yang memiliki potensi untuk menghasilkan kehamilan. “Enggak perlu miring kiri miring kanan atau nungging depan belakang, itu sama sekali tidak berpengaruh.”
Kementerian Kesehatan mengingatkan pasangan suami istri tentang pentingnya perencanaan kehamilan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dan mencegah bahaya atau masalah kesehatan.
Sebelum merencanakan kehamilan, Anda harus mempertimbangkan kesehatan fisik dan mental yang baik, seperti usia antara 20 dan 35 tahun, jarak kehamilan minimal 2 tahun, jumlah anak kurang dari 3 dan tidak memiliki penyakit penyerta. Pasangan juga mempertimbangkan hal-hal berikut sebelum memiliki anak: gizi yang baik, kesiapan mental untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab, dan fasilitas kesehatan yang bagus. Suami, keluarga, dan lingkungan masyarakat memberikan dukungan yang sangat penting untuk kehamilan yang berhasil.“