Dampak Kesehatan Anak Setelah Menggunakan ‘Headphone’
Bandung, Penjuru – Sebuah survei nasional terbaru menyoroti pentingnya kesadaran orang tua terhadap risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan Headphone secara berkepanjangan oleh anak-anak, mengingat temuan yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaannya di kalangan anak-anak.
Menurut Survei Nasional Kesehatan Anak-anak C.S. Mott di Rumah Sakit Anak Universitas Michigan, dua dari tiga orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka menggunakan ‘headphone’ atau ‘earbud’.
Di antara anak-anak yang menggunakan ‘headphone’ atau ‘earbud’, 16 persen dari mereka menghabiskan waktu setidaknya dua jam sehari menggunakan perangkat audio mereka, sedangkan 24 persen mendengarkan mereka selama satu hingga dua jam.
Dr. Susan Woolford, Co-Director Mott Poll, mengatakan, “Selama beberapa tahun terakhir, kita sebagian besar khawatir tentang remaja yang menggunakan perangkat audio terlalu banyak. Tetapi ‘earbud’ telah menjadi semakin populer dan banyak digunakan di kalangan anak-anak yang lebih muda, yang mengekspos mereka pada kebisingan yang lebih intens secara teratur.”
Dr. Woolford juga memperingatkan bahwa risiko paparan kebisingan bagi anak-anak terus meningkat, dan orang tua mungkin tidak menyadari potensi bahaya dari penggunaan berlebihan perangkat mendengarkan.
Hasil survei menunjukkan bahwa hanya setengah dari orang tua yang mencoba membatasi penggunaan perangkat audio anak-anak mereka, dan strategi seperti meminta anak untuk beristirahat atau mengatur waktu penggunaannya tidak selalu diimplementasikan.
Para peneliti memperingatkan tentang dampak negatif kesehatan yang terkait dengan paparan kebisingan, termasuk gangguan tidur, tingkat stres yang meningkat, dan potensi kerusakan pendengaran.
“Paparan kebisingan di antara anak-anak dapat memengaruhi tidur mereka, pembelajaran akademis, perkembangan bahasa, tingkat stres, dan bahkan tekanan darah. Pada tingkat ekstrem, paparan kebisingan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang tidak dapat dipulihkan bersama dengan konsekuensi kesehatan negatif lainnya,” kata laporan Survei Nasional Kesehatan Anak-anak.
Orang tua dapat menggunakan trik sederhana untuk memperkirakan tingkat desibel dari perangkat audio anak-anak dengan berbicara dengan suara normal dari jarak pendek. Jika anak tidak bisa mendengar, itu menunjukkan bahwa volume terlalu keras.
Para peneliti merekomendasikan agar orang tua berhati-hati saat membeli perangkat audio untuk anak-anak, memeriksa kemasan perangkat untuk informasi tentang batasan volume, dan menghindari produk-produk dengan penekanan yang kuat pada tingkat suara tinggi.
Meskipun perangkat pembatal kebisingan dapat mencegah anak-anak meningkatkan volume, itu tidak dianjurkan selama kegiatan yang membutuhkan kesadaran akan lingkungan sekitar, seperti berjalan atau naik sepeda.