Desa Namang di Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah dipilih sebagai delegasi Indonesia untuk pertemuan ASEAN Village Network (AVN) untuk kategori “satu desa satu produk” (OVOP).
Sesuai dengan program “satu desa satu produk” atau “satu desa satu produk”, Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman menyatakan bahwa Desa Namang masuk ke dalam jejaring desa ASEAN karena para pelaku UMKM di sana memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk ekonomi kreatif.
Desa Namang, bersama delapan desa lainnya, ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia pada pertemuan AVN beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
Bupati menyatakan bahwa prestasi ini sangat luar biasa bagi Desa Namang karena pelaku UMKM berhasil memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk menghasilkan produk kreatif.
Desa Namang berhasil memberdayakan pelaku UMKM untuk mengembangkan produk unggulan berbasis madu lebah pelawan, yang dihasilkan dari Hutan Pelawan, kawasan budi daya yang ditetapkan sebagai hutan keanekaragaman hayati. Dengan demikian, Desa Namang bergabung dengan jejaring desa ASEAN.
Pemerintah desa telah berhasil mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa untuk membuat berbagai jenis madu lebah pelawan dengan berbagai rasa. Produk-produk ini telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan keluarga di desa.
Menurut Zaiwan, kepala desa Namang, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa ini berhasil menghasilkan berbagai produk unggulan dengan bahan baku dari Hutan Pelawan. Selain madu pelawan, yang telah menjadi terkenal di seluruh dunia, mereka juga menghasilkan produk jamur pelawan, teh pelawan, dan sumber daya hayati lainnya.
Desa Namang memiliki sumber daya alam dan tenaga kerja sendiri. Karena area persawahan yang luas, desa ini juga menjadi pusat produksi beras. Desa Namang adalah penghasil beras lokal terbesar di Bangka Tengah. Mereka bahkan dapat menghasilkan beras merah, yang dulunya merupakan makanan khusus untuk tamu kerajaan.
Desa Namang dipilih sebagai anggota ASEAN Village Network karena keberhasilannya dalam mengembangkan produk UMKM yang berasal dari hutan pelawan. Desa ini terkenal dengan masyarakatnya yang kuat, mandiri, dan kreativitas dan inovasi dalam menghasilkan produk asli yang unik yang hanya ada di Bangka Tengah.
Program yang didirikan oleh para pemimpin negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dikenal sebagai ASEAN Village Network bertujuan untuk memberikan kerangka panduan yang solid untuk pembangunan pedesaan di wilayah ASEAN.