Diklaim Bermasfaat, Ini Dampak Negatif KoHiunsumsi Daging dan Sirip Hiu
Bandung, Penjuru –Kuliner daging dan sirip hiu telah lama diklaim memiliki manfaat bagi kesehatan manusia di sejumlah negara. Banyak orang percaya bahwa konsumsi ikan predator ini dapat memberikan beragam khasiat, seperti menghaluskan kulit, meningkatkan energi, serta meningkatkan kemampuan seksual. Dilansir dari Kompas.com (26/1/2017), makan daging dan sirip hiu juga diyakini dapat mencegah penyakit hati dan mengurangi kadar kolesterol. Namun, klaim tersebut telah menimbulkan permintaan tinggi akan hiu, yang mengakibatkan peningkatan perburuan, bahkan hanya untuk mengambil siripnya. Meskipun demikian, fakta menunjukkan bahwa makan ikan hiu memiliki dampak buruk bagi manusia, baik terhadap kesehatan maupun ekosistem laut.
Mari kita bahas beberapa efek samping dari makan daging dan sirip hiu :
- Cemaran Metilmerkuri : Merkuri adalah logam beracun yang dapat hadir dalam tiga bentuk, salah satunya adalah metilmerkuri, yang sangat beracun bagi manusia. Ikan, termasuk hiu, dapat menyerap metilmerkuri dari lingkungan mereka. Konsumsi ikan hiu dengan kadar metilmerkuri tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat manusia, terutama pada janin, bayi, dan anak-anak. Gejala keracunan metilmerkuri termasuk gangguan pada penglihatan tepi, sensasi tak menyenangkan pada tangan, kaki, dan mulut, serta gangguan pada koordinasi gerak, ucapan, dan pendengaran. Dampak lainnya termasuk kebutaan, kerontokan rambut, kulit mengelupas, hingga gagal ginjal.
- Keracunan Timbal : Selain metilmerkuri, daging dan sirip hiu juga berpotensi mengandung timbal, logam berat beracun yang dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi. Keracunan timbal dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyeri pada sendi dan otot, sakit kepala, sakit perut, tekanan darah tinggi, kesulitan memperhatikan, perubahan suasana hati, serta masalah pada jumlah dan kualitas sperma. Pada wanita hamil, konsumsi ikan hiu yang mengandung timbal juga dapat berdampak negatif pada kesehatan janin.
- Bau Urea : Daging hiu memiliki tingkat urea yang tinggi, yang ketika dagingnya dikeluarkan dari air, akan mengalami pembusukan dan menghasilkan bau seperti amonia. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi urea menjadi amonia setelah hiu mati. Bau ini mungkin tidak menyenangkan bagi sebagian orang.
- Kerusakan Ekosistem Laut : Selain dampak pada kesehatan manusia, konsumsi daging dan sirip hiu juga memiliki dampak negatif pada ekosistem laut. Hiu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai predator puncak. Kehadirannya membantu menjaga spesies lain dalam rantai makanan tetap seimbang. Jika populasi hiu menurun, hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan berdampak pada kelangsungan hidup spesies lainnya, serta berpotensi mengubah struktur ekosistem laut secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan berbagai efek samping yang disebabkan oleh konsumsi daging dan sirip hiu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan memperhatikan dampaknya tidak hanya bagi kesehatan kita sendiri, tetapi juga bagi lingkungan.