Diperlukan Literasi Digital untuk Mencegah Perempuan Terjebak Pinjaman Online
Dewa Ayu Laksmi, Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Mengatakan bahwa perempuan harus dididik tentang literasi digital dan menggunakan ponsel mereka untuk menghindari jebakan pinjaman online.
Laksmi mengatakan bahwa literasi digital perlu bertingkat, terutama untuk pengguna ponsel pintar, agar masyarakat lebih waspada terhadap iklan baru. Dalam diskusi tentang bagaimana industri fintech melindungi konsumen perempuan, Laksmi menyoroti tingkat literasi digital yang rendah di Indonesia, terutama di kalangan pengguna ponsel pintar.
Sebagai perbandingan, data menunjukkan bahwa sebanyak 65,09 persen perempuan di Indonesia menggunakan ponsel pintar, sedangkan persentase pria mencapai 68,41 persen. Dari jumlah ini, 80,9 persen menggunakan ponsel pintar dari rumah, dan sekitar 56,56 persen dari pengguna tersebut adalah ibu rumah tangga, dengan 50 persen di antaranya tidak bekerja.
Karena kurangnya inklusi perempuan dalam hal keuangan, seperti kepemilikan aset dan rekening, fenomena pinjaman online di kalangan perempuan muncul. Laksmi menekankan pentingnya memiliki aset sebagai langkah untuk memungkinkan perempuan menjadi mandiri dalam menangani masalah keuangan, terutama dalam situasi keuangan yang tidak terduga.
Karena keberatan terhadap administrasi dan potongan biaya bulanan yang teranggap cukup besar oleh sebagian perempuan. Perempuan yang terjerat dalam pinjol seringkali melihatnya sebagai jalan pintas tanpa syarat kompleks seperti yang terterapkan oleh bank.
Laksmi juga mengangkat masalah ketidaksetaraan partisipasi angkatan kerja. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa laki-laki mendominasi partisipasi sebesar 86,37 persen, sedangkan perempuan hanya 61,82 persen. Budaya patriarki, hambatan tersembunyi, dan keterbatasan dalam kemajuan karir bagi perempuan menyebabkan perbedaan ini.
Laksmi berharap pemerintah, dalam Bulan Fintech Nasional 2023, memberi tahu orang-orang, terutama perempuan, bagaimana menghindari pinjaman ilegal.