Direktur Utama BRI : Transformasi Digital Mengurangi Risiko dan Biaya Operasional
Menurut Sunarso, Direktur Utama BRI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Transformasi digital BRI telah berhasil mengurangi risiko operasional dan biaya operasional, sehingga meningkatkan efisiensi bisnis. Rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) turun menjadi 41,28% pada triwulan III-2023 dari 42,55% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami melakukan transformasi bank ini untuk memperkuat fundamentalnya, sehingga pertumbuhannya dapat berkelanjutan,” kata Sunarso. Kinerja keuangan juga menunjukkan hal ini. Dengan pertumbuhan aset secara konsolidasi 9,93% pada triwulan III-2023 terbandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1.851,97 triliun.
Dengan pertumbuhan aset tersebut, laba mencapai Rp44,21 triliun, atau tumbuh sebesar 12,47 persen per tahun (YoY). Super aplikasi BRImo adalah salah satu hasil nyata dari transformasi digital, menurut Sunarso. Pada Oktober 2023, aplikasi ini telah tergunakan oleh 30,4 juta orang, meningkat pesat dari 2,9 juta orang pada akhir Desember 2019.
Dengan nominal transaksi mencapai Rp3.353 triliun, atau tumbuh sekitar 60,83 persen (YoY), aplikasi tersebut mencatatkan 2,46 miliar transaksi, tumbuh sekitar 73,88 persen (YoY). Sunarso menunjukkan bahwa super aplikasi BRImo terus mengalami inovasi, seperti penambahan fitur untuk investasi, pembelian tiket kereta cepat Whoosh, voucer permainan, dan streaming yang memenuhi berbagai kebutuhan gaya hidup, serta fitur pendaftaran toko.
Pada 17 November 2023, super app BRImo melengkapi dirinya dengan QRIS antar negara (cross-border), memungkinkan pengguna melakukan transaksi di Singapura. Ini menunjukkan pentingnya transformasi digital. “Transformasi digital yang terlakukan secara konsisten menjadi kunci keberhasilan BRI dalam mencatat kinerja positif,” kata Sunarso.