Ghufron Mukti, Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, menasihati para bisnis kesehatan untuk tidak hanya berfokus pada menghasilkan keuntungan finansial dalam operasi mereka.
“Harus diketahui para pemilik rumah sakit, bahwa dalam usaha kesehatan tidak boleh hanya memikirkan profit, itu bedanya dengan usaha di sektor lain,” kata Ghufron. Saat diwawancarai pada hari Senin di Jakarta, dia menekankan hal ini.
Menurut Ghufron, bisnis di bidang kesehatan harus mempertimbangkan kewajiban sosial untuk menjaga kesehatan masyarakat dan melakukan investasi yang diperlukan untuk kelangsungan bisnis. Dia tegaskan, “Jika Anda ingin investasi di sektor lain, silakan, tapi di sektor kesehatan tidak seharusnya profit saja yang diutamakan, tapi juga harus memiliki keterpanggilan sosial untuk menyehatkan masyarakat.”
Akibatnya, Ghufron menegaskan bahwa fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) tidak boleh melakukan diskriminasi antara pasien umum dan peserta BPJS. Peringatan ini ditujukan kepada seluruh pelaku usaha di sektor kesehatan, termasuk fasyankes yang bermitra dengan BPJS Kesehatan.
Adanya perjanjian kerja (MoU), salah satu komponen kerjasama ini, melibatkan janji pelayanan yang mencakup pelayanan yang cepat, kemudahan akses, dan pelayanan yang adil dan tanpa diskriminasi.
Dia menambahkan, “BPJS bukan atasan rumah sakit. Namun, dengan adanya janji ini, kita dapat mengevaluasi apakah pelayanan sudah sesuai atau belum.”
Ghufron juga menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan akan memberikan peringatan dan sanksi kepada fasyankes yang melanggar janji jika layanan tidak sesuai dengan janji yang telah disepakati, terutama jika pelanggaran tersebut terjadi berulang kali.
Ghufron tegas menyatakan bahwa jika pelayanan buruk terjadi lagi sebanyak tiga kali, kontrak akan diputuskan.
Untuk memantau ini, BPJS Kesehatan menawarkan layanan Kesan dan Pesan Setelah Layanan (Kessan), di mana pasien dapat memberikan kritik, saran, dan bahkan memberikan rating bintang kepada fasyankes tempat mereka menerima perawatan mereka.
Ghufron Mukti berharap para peserta BPJS dapat memilih fasyankes berkualitas, sebagaimana mereka memilih restoran, karena fasyankes tertentu mungkin memiliki keterbatasan.