Dokter Jantung Jelaskan Penyebab Kematian Mendadak Saat Berolahraga
Seringkali kita mendengar kabar kematian mendadak seseorang saat berolahraga, padahal olahraga seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan. Kasus terbaru menimpa pebulutangkis muda China, Zhang Zhie Jie, yang meninggal akibat henti jantung saat bertanding di Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior Championship 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (30/6/2024).
Mengutip detikcom, salah satu penyebab kematian mendadak setelah berolahraga diyakini karena jantung yang berhenti bekerja secara tiba-tiba. Konsultan kardiologi intervensi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Vireza Pratama, SpJP, Subsp.IKKv(K), FIHA, FAsCC, FSCAI, menyarankan agar berhati-hati dalam menarik kesimpulan. Menurutnya, olahraga sebenarnya bukan penyebab utama keparahan suatu penyakit.
“Sebaliknya, olahraga terbukti sejak lama dapat memperbaiki kondisi kesehatan tubuh kita, termasuk kesehatan sistem kardiovaskular,” kata dr. Vireza. “Yang jadi masalah, sudah tepatkah olahraganya?” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa olahraga bagi orang awam berbeda dengan olahraga bagi atlet yang didesain dengan diet dan pola latihan khusus. Dari sisi kemampuan fisik, atlet memiliki performa yang tidak bisa disamakan dengan orang kebanyakan, meskipun mereka juga harus mengikuti pola latihan yang telah dibuat oleh tim medis agar tetap aman.
“Olahraga yang baik bagi orang kebanyakan adalah olahraga dengan intensitas sedang, bukan olahraga berat,” ungkap dr. Vireza.
Penegasan ini sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menganjurkan olahraga tipe aerobik dengan intensitas sedang selama 150-300 menit tiap pekan bagi orang dewasa. Anjuran ini setara dengan durasi 30-60 menit sehari sebanyak 3-5 kali sepekan.
Faktor lain yang perlu diperhitungkan adalah kondisi tubuh secara individual. Apabila memiliki kondisi tertentu seperti riwayat penyakit jantung, maka porsi dan jenis olahraganya juga perlu disesuaikan.
“Kalau memang perlu, periksakan status kesehatan kita di rumah sakit,” saran dr. Vireza.