Dokter Menegaskan Penggunaan Obat Antihipertensi Tidak Menyebabkan Gagal Ginjal
Seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan kardiovaskular dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. Idrus Alwi, SpPD-KKV, menyatakan bahwa penggunaan antihipertensi atau obat tekanan darah tinggi tidak menyebabkan gagal ginjal.
“Memberikan atau mengendalikan hipertensi dengan obat-obatan justru akan melindungi ginjalnya,” kata Idrus Alwi dalam sebuah diskusi kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta pada hari Selasa. Ia menjelaskan bahwa penyebab utama kasus gagal ginjal di Indonesia adalah hipertensi yang tidak terkendali. Oleh karena itu, ginjal penderita dapat dilindungi dari komplikasi dengan mengontrol tekanan darah tinggi mereka.
Idrus menekankan bahwa obat antihipertensi mencegah komplikasi pada ginjal, bukan menyebabkan gangguan ginjal. Dia juga menyarankan untuk melakukan pengawasan rutin pada fungsi ginjal.
Dokter biasanya merekomendasikan pengobatan antihipertensi untuk digunakan seumur hidup. Tujuannya adalah untuk melindungi ginjal, yang merupakan target tambahan, selain jantung dan pembuluh darah.
Idrus menekankan bahwa menggabungkan obat antihipertensi dengan metode alternatif, seperti jamu, sangat penting untuk mengetahui kandungannya. Ia tidak memberikan jaminan bahwa kombinasi ini aman untuk digunakan, tetapi ia mengingatkan betapa pentingnya mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan.
Idrus mengatakan bahwa pengobatan alternatif, seperti makan timun atau seledri, bukanlah obat utama untuk penderita darah tinggi. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai pelengkap, tidak dapat menggantikan obat utama yang diresepkan dokter.
Idrus memberi tahu penderita darah tinggi untuk menghindari risiko komplikasi yang tidak diinginkan dengan menggantikan obat utama mereka dengan terapi alternatif tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.