Dokter spesialis penyakit dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, dan FACP, menyatakan bahwa polusi udara dapat menyebabkan kanker. “90 persen penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, polusi udara,” kata Aru.
Selama percakapannya di Jakarta, Aru membahas bagaimana kualitas udara di Jakarta dan kota-kota sekitarnya semakin memburuk seiring waktu sebagai akibat dari polusi yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan emisi kendaraan bermotor di sekitar kota.
Aru juga mengingatkan bahwa asap kendaraan juga termasuk dalam kategori zat karsinogenik, yaitu zat yang berpotensi menyebabkan kanker. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) adalah zat karsinogenik dalam asap kendaraan.
Aru menjelaskan bahwa zat karsinogenik biasanya menyebabkan kanker dalam tubuh manusia selama lima hingga sepuluh tahun. Aru menyatakan bahwa bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia dan kebakaran hutan adalah dua sumber polutan udara utama.
Aru juga mengatakan bahwa, meskipun polusi yang dihirup berupa asap, jenis kanker yang berpotensi muncul tidak selalu terbatas pada kanker paru-paru, tetapi juga dapat menginfeksi organ lain secara acak, tergantung pada kondisi kesehatan individu. Dia menekankan bahwa setiap orang memiliki resiko yang berbeda, bergantung pada seberapa sering mereka terpapar polusi.
Aru menganjurkan agar masyarakat di perkotaan menjalankan pola hidup sehat, termasuk makan dan tidur secara teratur serta berolahraga secara teratur, untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh polusi udara. Ia juga mengatakan bahwa makanan tidak sehat, terutama yang mengandung pengawet, meningkatkan risiko kanker sebanyak 35 persen.
Harus ada kesadaran dan tindakan untuk melindungi diri dari polusi udara, termasuk mengurangi paparan polusi dan menjalani gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh faktor lingkungan ini.