Dolar Tinggi di Level Rp16.000, Warga RI Enggan Belanja
Pemerintah RI mengungkapkan bahwa penurunan indeks keyakinan konsumen (IKK) selama 3 bulan terakhir dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah dalam beberapa hari terakhir. Kurs rupiah masih berada di level atas Rp 16.000/US$.
Saat ini, kurs rupiah terus bertahan di level tersebut, meninggalkan level Rp 15.000 yang terlihat pada awal April dan akhir Mei 2024. Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,15% pada angka Rp 16.250/US$ pada Senin (8/7/2024).
“Itu biasanya kita lihat dari sentimen yang terjadi terhadap kurs. Kurs secara tidak langsung mempengaruhi keyakinan, bukan hanya pelaku investasi dan bisnis, tetapi juga rumah tangga,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, saat ditemui di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (8/7/2024).
Bank Indonesia (BI) telah merilis data IKK untuk Juni 2024 pada Senin (8/7/2024) yang berada di level 123,3. Meskipun masih berada pada level optimis (>100), angka IKK tersebut jauh lebih rendah dibandingkan posisi Mei 2024 yang sebesar 125,2, bahkan turun dari posisi April 2024 yang juga sebesar 125,2.
Febrio menjelaskan bahwa penurunan IKK selama tiga bulan berturut-turut ini lebih banyak dipicu oleh kecenderungan kelas menengah untuk menahan belanja saat nilai tukar rupiah masih tertekan. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa jika kurs rupiah kembali menguat, angka indeks tersebut akan kembali naik.
“Belanja kelas menengah tidak kecil, sehingga ada perilaku optimisme. Makanya kami senang melihat kurs yang sekarang menunjukkan arah perbaikan, yang juga akan memperbaiki arah sentimen ke depan, khususnya untuk rumah tangga,” ucap Febrio.
Pemerintah tidak menyiapkan kebijakan khusus untuk mengantisipasi potensi lanjutan pelemahan IKK tersebut. Febrio menekankan bahwa pemerintah hanya akan memastikan stabilitas ekonomi makro Indonesia terjaga untuk mendukung sentimen positif konsumen agar terus belanja.
“Tidak ada, kita lihat saja nanti. Namun, kita tahu sumbernya dari gejolak global. Biasanya, jika kurs bergejolak, IKK merespons. Oleh karena itu, kita harus menjaga sumber ketidakstabilannya untuk mengurangi dampaknya,” tutur Febrio.
Posisi IKK saat ini juga merupakan yang terendah sejak Februari 2024 atau sekitar empat bulan terakhir. Pada Februari 2024, Indonesia menggelar pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres). Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang dalam pilpres, sementara PDIP menang dalam pemilu 2024.
Dari semua kelompok pengeluaran, hanya mereka yang berpengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan atau kelompok paling kaya yang mengalami peningkatan indeks keyakinan konsumen. Sebaliknya, kelompok lain dengan pengeluaran Rp 1-2 juta, Rp 2,1-3 juta, Rp 3,1-4 juta, dan Rp 4,1-5 juta menunjukkan penurunan optimisme.
Penurunan IKK paling tajam terjadi pada kelompok dengan pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan. Keyakinan konsumen pada kelompok ini hanya mencapai 109,2 pada Juni, yang merupakan angka terendah sejak September 2023 atau sembilan bulan terakhir.