Dosen dan Guru Perlu Mengintegrasikan AI dalam Setiap Proses Pengajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyoroti pentingnya integrasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam proses pengajaran baik bagi dosen maupun guru.
Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, pembelajaran perlu mengakomodasi keberadaan AI sebagai alat bantu yang tidak dapat dihindari. Integrasi AI harus dilakukan secara menyeluruh dalam proses pembelajaran, bukan hanya pada saat tugas atau asesmen.
Anindito menekankan bahwa debat seputar penggunaan AI masih berlangsung hingga saat ini. Meskipun AI dapat memberikan bantuan instan, keberadaannya seringkali dipandang sebagai bentuk kecurangan dan dihindari dalam pembelajaran. Namun, Anindito menyarankan agar pendekatan ini diubah, dan penggunaan AI dijadikan bagian integral dari proses pembelajaran.
Guru dan dosen disarankan untuk memberikan tugas yang melibatkan pengembangan AI lebih lanjut oleh siswa atau mahasiswa. Hal ini memungkinkan penggunaan AI sebagai alat bantu dalam proses pengerjaan tugas, seperti dalam brainstorming struktur tulisan atau riset. Meskipun draf awal tugas mungkin dibuat dengan bantuan AI, guru dan dosen dapat meminta siswa untuk melakukan evaluasi dan penyuntingan agar hasilnya mencerminkan gaya dan pemikiran mereka sendiri.
Pendekatan ini memungkinkan penggunaan AI tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sarana untuk pengembangan kreativitas, kemampuan analisis, dan peningkatan kualitas hasil pembelajaran.
Dalam mengejar ekselen dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, integrasi AI dalam tiap proses pengajaran menjadi sebuah langkah progresif yang tidak hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan memahami peran AI sebagai mitra dalam membentuk cara baru belajar dan mengajar, guru dan dosen dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, responsif, dan relevan bagi kebutuhan siswa dan mahasiswa masa kini.
Dengan demikian, kita tidak hanya menciptakan generasi yang terampil dalam memanfaatkan teknologi, tetapi juga kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dalam era digital yang terus berkembang.