DPR RI Memberikan Persetujuan untuk 7 Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc di Mahkamah Agung MA
DPR RI Puan Maharani menyetujui penunjukan 7 hakim agung dan hakim ad hoc hak asasi manusia di Mahkamah Agung MA. Pada hari Selasa, dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, keputusan tersebut terbuat.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, bertanya kepada anggota DPR, “Sidang Dewan yang terhormat, sekarang kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah laporan Komisi III DPR tentang hasil uji kelayakan calon hakim agung dan calon hakim ad hoc HAM pada Mahkamah Agung tersebut dapat tersetujui?” Anggota DPR menjawab, “Setuju.”
Jadi dalam proses tersebut, 7 hakim agung kamar pidana Achmad Setyo Pudjoharsoyo, Ainal Mardhiah, Noor Edi Yono, Sigid Triyono, Sutarjo, dan Yanto—menerima persetujuan. Selain itu, satu hakim agung kamar perdata, Agus Subroto, juga menerima persetujuan.
Menurut laporan Wakil Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, sejak tanggal 22 November hingga 23 November 2023. Komisi III DPR telah melakukan uji kelayakan terhadap 8 calon hakim agung dan 3 calon hakim ad hoc HAM di Mahkamah Agung. Setelah proses tersebut, fraksi-fraksi di Komisi III DPR memberikan pendapat mereka tentang calon hakim.
Habiburokhman menyatakan, “DPR menyetujui sebanyak tujuh calon hakim agung untuk menjabat di Mahkamah Agung. Dengan mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat serta berdasarkan pendapat dari sembilan fraksi.
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terhadap 7 hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung. Berharap keberlanjutan sistem peradilan dapat terjamin, memberikan kontribusi positif bagi penegakan hukum. Serta menciptakan keadilan yang berkelanjutan di Indonesia.