Dubai Menyampaikan Pesan Tentang Pertanian Berkelanjutan dan Perubahan Iklim
Di Dubai, Uni Emirat Arab, sebulan lalu, konferensi para pihak konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim (COP-28) telah membuat keputusan penting bagi dunia. Pada pertemuan tersebut, pemimpin negara-negara terbesar di dunia yang mengekspor bahan bakar fosil mencapai kesepakatan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil. Ini merupakan kali pertama COP mengumumkan secara resmi penghentian penggunaan bahan bakar fosil.
Deklarasi UAE COP-28 tentang Pertanian Berkelanjutan, Sistem Pangan Tangguh, dan Aksi Iklim, yang ditandatangani oleh 159 negara, mencakup hampir 80 persen dari daratan dunia, termasuk negara-negara produsen pangan utama seperti Australia, Brasil, China, Uni Eropa, Rusia, Indonesia, dan Amerika Serikat, adalah salah satu pencapaian penting yang diikuti oleh keputusan ini.
Deklarasi ini berfokus pada strategi untuk memperkuat ketahanan iklim bagi petani dan produsen pangan. Dengan menyepakati elemen penting seperti penyediaan dukungan keuangan, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan inovasi pertanian, deklarasi ini bertujuan untuk memastikan ketahanan pangan, terutama bagi kelompok rentan.
Selain itu, ditekankan betapa pentingnya mendorong praktik pertanian berkelanjutan, yang mencakup meningkatkan kesehatan tanah, melestarikan dan memulihkan lahan dan ekosistem alami, dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Dianggap sebagai langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan dan mencapai target Net Zero, sektor pertanian harus beralih ke produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Deklarasi COP-28 menyatakan bahwa, meskipun pertanian dianggap sebagai penyebab utama emisi gas rumah kaca, pertanian berkelanjutan dan sistem pangan yang tangguh dianggap sebagai langkah penting untuk memitigasi dampak perubahan iklim dan memastikan kesejahteraan manusia dan bumi yang berkelanjutan. Selain itu, pertanian dianggap sebagai bagian dari solusi perubahan iklim, sesuai dengan tujuan global untuk mencapai emisi Net Zero.