Erick Thohir Memberikan Dukungan Penangkapan Pelaku “Match Fixing” oleh Polri
Erick Thohir, Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), mendukung penuh penahanan yang dilakukan oleh Polri terhadap tiga orang yang diduga terlibat dalam Match Fixing suap pengaturan skor pertandingan. Selain itu, Erick Thohir juga mendukung rekomendasi hukuman yang diberikan oleh Satgas Anti Mafia Bola Mabes Polri terhadap dua klub yang diduga terlibat dalam fixing pertandingan.
Erick Thohir menegaskan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada hari Kamis bahwa PSSI akan bekerja sama dengan Polri untuk menyelidiki kasus-kasus tersebut dan akan mengambil tindakan tegas tanpa pandang bulu jika terdapat bukti yang kuat.
Erick Thohir menyatakan, “Jangan main-main. PSSI sudah berkomitmen dengan Polri, kita selidiki, ada bukti yang kuat, maka sikat langsung, tidak pandang bulu.”
Dia berpendapat bahwa penegakan dan penerapan hukum adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Erick Thohir menekankan bahwa, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, adalah penting untuk memiliki keberanian untuk memberantas praktik suap dan judi di dunia sepakbola.
Pada Rabu (20/12/2023), setelah sejumlah pemeriksaan, pelaku intelektual yang bertanggung jawab atas pengaturan skor Liga 2 2018 dengan inisial VW, bersama dua tersangka lainnya, DRN dan KM, resmi ditahan oleh polisi. Sebelumnya, pada hari Rabu (13/12), Satgas Antimafia Bola Polri menetapkan delapan tersangka atas tuduhan match fixing di Liga 2 2018.
Dari kedelapan tersangka, kata Kepala Satgas Anti Mafia Bola Irjen Asep Edi Suheri, empat adalah wasit: K, RP, AS, dan R. Selain itu, ada asisten manajer klub berinisial DRN, wasit LO berinisial KM, dan kurir berinisial GAS yang masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).
Setelah menerima rekomendasi dari Tim Satgas Antimafia Bola Mabes Polri, dua klub Liga 1 2023-2024, PSS Sleman dan Persikabo 1973, menghadapi ancaman hukuman. PSS Sleman terancam pengurangan poin dan degradasi otomatis ke Liga 2, sementara Persikabo 1973 terancam pengurangan poin karena menerima sponsor dari situs web judi online.
Erick Thohir berharap penerapan hukum yang tepat terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pengaturan skor ini akan memberikan efek jera dan menjadi sinyal serius bahwa PSSI, Polri, dan Satgas Anti Mafia Bola sangat berkomitmen untuk menghilangkan praktik curang di sepakbola Indonesia.
Saya berharap penegakan hukum dan penerapan hukum dilakukan terhadap mereka yang ingin menghancurkan sepakbola Indonesia ini, sekaligus menunjukkan bahwa PSSI, Polri, dan Satgas Anti Mafia Bola sangat serius. Erick menambahkan, “Saya ingin klub-klub yang berpartisipasi dalam semua kompetisi liga juga berhati-hati karena klub dapat dikenakan hukuman karena melakukan penyesuaian pertandingan.”