Etana Berhasil Mengembangkan Beragam Produk Bioteknologi dan Vaksin Tahun 2023
PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi terkemuka di Indonesia, berhasil menjadi perusahaan pertama di ASEAN yang berhasil mengembangkan berbagai produk bioteknologi dan vaksin melalui transfer teknologi pada tahun 2023.
Presiden Direktur Etana, Nathan Tirtana, mengatakan bahwa dengan memiliki berbagai produk biologi, perusahaan telah mencapai pencapaian besar. Pasien Ginjal Kronik (PGK) menggunakan Erythropoietin Alfa untuk meningkatkan kadar darah merah (Hb) dan mencegah anemia selama proses cuci darah. Etana juga mengembangkan Monoclonal Antibody-Bevacizumab untuk pengobatan kanker kolorektal metastatik dan kanker paru-paru non-sel kecil lanjut.
Nathan mengatakan dalam keterangannya di Jakarta bahwa ini merupakan langkah maju bagi Etana, karena perusahaan ini berfokus pada pengembangan produk biofarmasi melalui transfer teknologi.
Etana bertujuan untuk mempercepat pengembangan produk biologi dan vaksin pada tahun 2023 dengan memanfaatkan transfer teknologi untuk mengembangkan produk biofarmasi.
Selain itu, Nathan menekankan bahwa Etana bekerja sama dengan institusi pemerintah dan akademisi untuk melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) untuk membuat produk biologi baru yang memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Nathan mengatakan bahwa Etana berhasil mengatasi kendala produksi vaksin COVID-19 saat pandemi dengan membawa teknologi baru, yaitu teknologi mRNA. Mereka melakukan transfer teknologi dengan perusahaan biofarmasi Tiongkok dan prosesnya berjalan lancar, yang memungkinkan Etana membuat vaksin dalam waktu yang singkat, kira-kira dua bulan.
Etana bekerja sama dengan banyak lembaga di dalam dan di luar negeri pada tahun 2023. Ini termasuk National Research and Innovation Board (BRIN), University of New South Wales (UNSW) Australia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Etana juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Universitas Tsinghua untuk mengevaluasi vaksin. Kolaborasi ini mendukung pengembangan riset, sumber daya manusia, dan inovasi di bidang kesehatan, terutama dalam teknologi mRNA.
Pada Indonesia-China Business Forum, Presiden RI Joko Widodo menyaksikan langsung Etana dan CanSino Bio menandatangani perjanjian kerja sama di bidang Biofarmasi dan Vaksin. Ini merupakan langkah lanjut dari upaya mereka untuk berkembang ke pasar internasional.
Nathan menyadari bahwa masalah utama di industri biofarmasi adalah pengembangan SDM. Etana berharap dapat menjadi pionir dalam mendukung perkembangan bioteknologi di Indonesia dengan transfer teknologi SDM, yang akan memberinya kesempatan untuk belajar dari perkembangan terbaru di industri biofarmasi.