Gunung Berapi Antarktika Melemparkan Debu Emas, Bernilai Rp 97 Juta setiap Harinya
Gunung berapi yang terletak di Benua Antarktika, yang dikenal sebagai Erebus, mengeluarkan debu emas ke udara. Erebus, salah satu gunung berapi teraktif di Antarktika, memiliki ketinggian puncak sekitar 3.794 meter di atas permukaan laut (MDPL). Menurut laporan dari IFLScience, Erebus adalah gunung berapi aktif tertinggi di Antarktika dan bahkan dianggap sebagai gunung berapi aktif paling selatan di Bumi. Diketahui bahwa Antarktika memiliki total 138 gunung berapi, dengan 8 hingga 9 di antaranya masih dianggap aktif. Keberadaan banyak tersebut menandakan bahwa Antarktika adalah negeri es dan juga api.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa semburan dari gunung Erebus, yang terletak di Pulau Ross, Antarktika, kaya akan kristal kecil emas metalik. Mereka telah melacak jejak emas di udara sejauh 1.000 kilometer dari gunung Erebus.
Kristal emas metalik yang dilepaskan oleh Erebus memiliki ukuran yang kecil, tidak lebih dari 20 mikrometer. Diperkirakan bahwa gunung berapi ini memuntahkan sekitar 80 gram emas setiap hari, yang bernilai sekitar 6.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 96,7 juta. Tamsin Mather, seorang ahli vulkanologi dari Universitas Oxford, menjelaskan bahwa Erebus memiliki kimia magma yang tidak biasa. “Gunung ini terus memompa gas 24 jam sehari, 7 hari seminggu,” ujarnya kepada Metro. “Ini salah satu dari sedikit gunung yang memiliki danau lava aktif yang terus berdenyut di dalam kawahnya, dan hal ini menjadikannya lokasi yang luar biasa,” tambahnya. Terkadang, bom lava panas juga dilepaskan dari danau lava aktif tersebut. Namun, Mather menekankan bahwa emas yang dikeluarkan adalah dalam bentuk partikel kecil, senyawa kimia, bukan bongkahan emas. Dia juga menjelaskan bahwa Erebus mengeluarkan kristal atau partikel kecil dari logam lainnya, seperti tembaga.
Gunung Erebus dikenal karena kecelakaan pesawat yang terjadi pada 28 November 1979. Saat itu, pesawat Air New Zealand nomor penerbangan 901, yang sedang dalam perjalanan wisata, menabrak Gunung Erebus. Tragedi tersebut menewaskan 237 penumpang dan 20 awak pesawat yang berangkat dari Auckland, Selandia Baru. Hingga saat ini, sebagian besar puing-puing pesawat masih berada di lokasi kecelakaan.