HPJI Mendorong Penggunaan “Creative Financing” untuk Pendanaan Infrastruktur Jalan
Menurut Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), pembiayaan merupakan salah satu masalah utama dalam pembangunan infrastruktur, khususnya jalan di Indonesia, dan mereka mendorong penggunaan solusi pembiayaan inovatif.
Menurut Subakti Syukur, Ketua Bidang II DPP HPJI, infrastruktur jalan tol menghadapi masalah pembiayaan, termasuk peningkatan biaya pembebasan lahan dan biaya konstruksi yang terus meningkat. Selain itu, BUJT dipaksa untuk memberikan pengembalian investasi kepada semua investor.
Subakti menyatakan dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat bahwa BUJT diharapkan dapat menerapkan pendanaan kreatif dengan skema berbasis utang maupun ekuitas, serta melaksanakan program daur ulang aset untuk mendanai proyek-proyek jalan tol baru.
Menurutnya, keberhasilan ini dapat dicapai melalui kepercayaan bank atau pemberi pinjaman dan investor, yang memungkinkan pertumbuhan iklim investasi jalan tol.
Menurut Chandra Wijaya, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, ada dua efek yang signifikan dari infrastruktur jalan di Indonesia. Oleh karena itu, konsep pembiayaan dan investasi infrastruktur jalan yang inovatif dan berkelanjutan diperlukan.
Chandra menjelaskan bahwa sumber pendanaan dapat berasal dari sektor swasta dan pemangku kepentingan non-pemerintah, dan dapat digabungkan dengan dana dari APBN dan BMN dengan mempertimbangkan prinsip keberlanjutan dalam hal lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Menurutnya, infrastruktur jalan dan jalan tol harus memenuhi kriteria risiko dan imbal hasil agar menjadi peluang investasi yang menjanjikan. Investasi dalam pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur jalan diperlukan untuk mengatasi kesenjangan investasi yang ada di Indonesia.