Peran Strategis Koperasi Sebagai Agregator UMKM di Indonesia, Menurut Ketua Komite Eksekutif ICCI
Menurut Firdaus Putra, Ketua Komite Eksekutif Indonesia Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), koperasi saat ini berfungsi sebagai pusat bagi bisnis mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Mulai dari pengadaan, pengolahan, hingga pemasaran, pekerjaan koperasi ini sangat mirip.
Ketika dihubungi di Tangerang pada hari Rabu, pengamat koperasi Firdaus Putra berkata, “Keberadaan koperasi di daerah saat ini masih sangat diandalkan bagi pelaku UMKM untuk pengembangan bisnis dan investasi.”
Firdaus menjelaskan bahwa masyarakat yang ingin mengembangkan bisnis sangat mengharapkan kehadiran koperasi di daerah. Koperasi harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Menurutnya, koperasi membantu anggotanya meningkatkan kapasitas bisnis mereka dalam hal rantai pasokan, permodalan, pemasaran, dan kebutuhan lainnya.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) saat ini memiliki banyak produk dan layanan yang telah dimodifikasi, menurut Firdaus.
Selain itu, sektor jasa keuangan mengalami inovasi, seperti skema pendanaan khusus seperti crowd funding sekuritas, di mana koperasi memberikan dana kepada UMKM dalam bentuk ekuitas, sukuk, atau instrumen lainnya.
Secara umum, keduanya melakukan inovasi dengan menggunakan teknologi digital untuk membuat layanan lebih mudah dan lebih dekat dengan anggota atau masyarakat.
Menurutnya, banyak KSP dan KSPPS saat ini memiliki aplikasi ponsel yang menggunakan platform teknologi, yang memungkinkan anggota melakukan berbagai transaksi.
Firdaus mengatakan bahwa kerja sama antara koperasi dan perbankan biasanya dilakukan melalui skema channeling atau executing. Ini disebabkan oleh keterbatasan modal KSP atau KSPPS. Di sisi lain, permintaan pembiayaan anggota sangat tinggi.
Dia menambahkan, “Dalam beberapa kasus, misalnya, beberapa KSP di Indonesia juga terlibat dalam penyaluran KUR kepada anggotanya.”
Untuk meningkatkan permodalan saat ini, Irja Pratama, Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati, mengatakan bahwa kerja sama dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya masih diperlukan.
Sementara permintaan pinjaman masyarakat tinggi, koperasi tidak dapat mengumpulkan dana dari anggota. “Maka itu, kerjasama dengan perbankan dilakukan untuk memperkuat permodalan,” katanya.
Irja menyatakan bahwa KSP Sahabat Mitra Sejati telah bekerja sama dengan beberapa bank. Jumlah pinjaman yang disalurkan selama tahun 2022 lebih dari Rp2 triliun.
Selama proses penyaluran, kami mengutamakan kehati-hatian, kredibilitas, dan penerapan sistem verifikasi. Modal yang kami miliki dapat sangat membantu UMKM,” katanya.